Lebak (Antara News) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan seluas 201 hektare areal persawahan dilaporkan gagal panen akibat dampak kemarau berkepanjangan di daerah itu.

"Areal persawahan yang dilanda gagal panen itu karena lokasinya tidak memiliki sumber air permukaan," kata Kepala Distan Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Minggu.

Sebagian besar tanaman padi yang gagal panen itu usia antara 10 sampai 30 hari setelah tanam (HST).

Saat ini, kondisi tanaman padi mati dan jika tumbuh dipastikan tidak subur akibat dilanda kekeringan.

Diperkirakan kerugian petani akibat gagal panen tersebut sekitar Rp1,6 miliar jika dihitung secara akumulasi biaya produksi rata-rata Rp8 juta/hektare.

"Kami mengusulkan petani yang mengalami gagal panen agar mendapat bantuan benih untuk mendukung percepatan tanam September-Oktober 2015," katanya.

Menurut dia, meskipun areal persawahan terjadi gagal panen, tetapi tidak mempengaruhi terhadap produksi pangan.

Produksi pangan Kabupaten Lebak sekitar 574.000 ton gabah kering pungut (GKP) bisa terealisasikan, sebab musim panen hingga berlangsung Desember mendatang hingga mencapai 22.500 hektare.

Apalagi, saat ini curah hujan mulai turun dengan kapasitas ringan.

"Kami berharap percepatan tanam bisa direalsiasikan seluas 21.000 hektare hingga Oktober mendatang," katanya.

Arsani, seorang petani Desa Cisangu Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengaku dirinya kebingungan setelah tanaman padi miliknya seluas delapan petak sawah gagal panen akibat kekeringan.

Areal persawahan di wilayahnya dipastikan puluhan hektare gagal panen karena tidak bisa dilakukan gerakan pompanisasi untuk menyedot air permukaan.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa menyalurkan bantuan benih dengan gratis agar bisa tanam bulan depan," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015