Jakarta (Antara News) - Lippo Group melalui program CSR Lippo Peduli memberikan bantuan kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) Asih Budi berlokasi di jalan Duren Sawit Jakarta Timur berupa pembanguna ruang workshop dan empat ruang sekolah.

Siaran pers yang diterima Antara, Selasa, menyebutkan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Lippo Group terhadap  para penyandang disabilitas intelektual/ tuna grahita agar mereka mampu menjadi insan mandiri dan dapat berkontribusi dalam masyarakat.

Pembangunan sarana belajar senilai Rp2 Miliar ini dilakukan pada periode Pebruari 2015 sampai bulan Juni 2015 dan siap digunakan untuk tahun akademik 2015-2016.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Asih Budi Retno Astoeti Aryanto mengatakan melalui perluasan bangunan diharapkan dapat meningkatkan program pemberdayaan pemberian pendidikan dan latihan untuk membekali para tuna grahita.  

Tujuan pendidikan dilakukan secara berkelompok untuk kehidupan di masyarakat, tidak hanya dari jenjang TK – SMK, tapi pembekalan agar siap pakai di masyarakat, jelas dia. 

Retno mengatakan jumlah penyandang disabilitas intelektual versi Stanford Binne saat ini tercatat 2 persen ringan (mild), 0,5 persen sedang (moderate) dan 0,25 berat (profound) dari jumlah penduduk dunia. Perkiraan jumlah tersebut di Indonesia adalah 2,75 persen dari 280 juta atau sekitar 7,7 juta orang.

Realita yang dihadapi adalah penyandang disabilitas intelektual tinggi, tetapi pelayanan minim, akibatnya mereka menjadi komunitas termarjinalkan. 

Yayasan Asih Budi merupakan Lembaga Kesejahterahan Sosial  penyelenggara dan pelaksana diklat/ rehab sosial para penyandang disabilitas intelektual, mengupayakan pembinaan program sentra pengembangan sosial dan vokasional penyandang disabilitas intelektual sebagai wujud model pelayanan versi UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahterahan Sosial.

Disebutkan didalamnya, negara bertanggungjawab atas penyelengaraan kesejahteraan sosial yang diprioritaskan untuk mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak dan memiliki masalah sosial seperti halnya penyandang disabilitas intelektual, yang karenanya memerlukan proses rehabilitasi sosial. 

Peresmian bangunan ditandai penandatanganan prasasti oleh Retno Astoeti Aryanto dan DR (HC) Mochtar Riady sebagai Chairman Lippo Group. 

Hadir dalam acara ini Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Pia Alisjahbana,  R.A.H. Soerjomihardjo Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Asih Budi, Surjadi Soedirja Komisaris Lippo Group, James T. Riady CEO Lippo Group, Theo Sambuaga Presiden Direktur Lippo Group, Emirsyah Satar,  Didiek Rachbini, Farid Haryanto, Tanri Abeng, dan lain sebagainya.

Workshop dan ruang kelas baru digunakan untuk Unit latihan kerja (Ulaka) lanjutan dari SMK yang saat ini berjumlah 44 orang. Program Ulaka dan workshop mempersiapkan para siswa untuk bekerja secara kelompok agar dapat memproduksi sesuatu untuk menghidupi kebutuhan mereka melalui: usaha penjilidan buku, usaha menjahit, usaha tata boga, usaha cetak sablon, di samping itu juga mereka harus dapat merapikan kamar dan tempat tinggal sehingga mereka belajar mengenai house keeping.

Yayasan Asih Budi berdiri sejak 1957 dan sejak 2007 mengembangkan model pelayanan tuntas dan terpadu bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, mengharapkan agar siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja terlatih, produsen hasil karya/ produk yang berpangsa pasar dan menjadi tenaga wirausaha dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB). 

Selain itu, mereka juga belajar Pramuka, olah raga misalnya basket dan musik tradisional yaitu gamelan. Bahkan beberapa perwakilan dari mereka telah mengikuti Special Olympic World Summer Games (SOWSG) di Los Angeles dan memberikan prestasi yang membanggakan.

Di lingkungan sekolah Asih Budi, tersedia kantin dan toko yang menjual hasil karya siswa yaitu masakan berupa makanan kecil seperti pisang goreng, kue, dan hasil jahit berupa sarung bantal, tempat tissue, taplak meja, tutup galon aqua, dompet, celemek (penutup pakaian saat memasak), dan lain sebagainya.

Siswa Budi Asih saat ini berjumlah 120 orang, SD 33 siswa, SMP 20 siswa, SMK 23 siswa, Ulaka 34 siswa dan workshop 10 siswa.

Karena penyandang disabilitas intelektual ini sangat sensitif, kehadiran mereka di sekolah belum tentu dapat dipastikan datang setiap hari, kadang-kadang ada yang seminggu sekali atau sebulan sekali.

Lokasi sekolah ini ada dua yaitu Asih Budi I di jalan Kuningan Menteng Dalam dan Asih Budi II di Duren Sawit. Jumlah karyawan ada 34 orang, terdiri dari 19 orang guru, salah satu diantaranya penyandang tuna rungu, dan staff 15 orang di antaranya 7 orang penyandang disabilitas intelektual alumnus Asih Budi. ***4***

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015