Tangerang (Antara News) - Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan banyak narkotika yang diselundupkan ke Indonesia melalui jalur laut dan lolos dari pengawasan.

"Misalnya saja untuk pengungkapan 94 kilogram sabu, dengan 88 kilogram diantaranya masuk ke Indonesia melalui jalur laut," katanya di Tangerang, Kamis.

Begitu pula dengan 112.189 butir ekstasi dan 300 kilogram  soda sapi, kata dia, minimnya petugas dan pengawasan serta adanya "jalur tikus", membuat penyelundupan tak terawasi hingga masuk ke Indonesia.

Walaupun demikian, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memberantas narkotika di Indonesia.

"Tak hanya itu saja, kita juga kerap melakukan tukar informasi dengan negara lain untuk mengungkap jaringan narkotika," ujarnya.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai adanya pengiriman narkotika dan menangkap bandarnya. Maka itu, pelaku biasanya ditangkap setelah ada di Indonesia karena sudah dilakukan pengembangan.

Jika dilakukan penangkapan di negara asal seperti China dan Malaysia, maka akan sangat sedikit barang bukti yang disita.

"Kita sering ikuti dulu proses penyelundupan hingga mendapatkan aktor utamanya. Biasanya barang bukti yang disita pun besar," ujarnya.

Heru menambahkan, Indonesia masih menjadi target utama penyelundupan narkotika dari negara lain karena permintaan yang begitu besar.

"Maka itu, kita juga melakukan penindakan di dalam negeri dengan melibatkan kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN)," katanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menambahkan jika kerjasama dengan aparat hukum di negara lain sangat membentu dalam mengungkap jaringan narkotika, sebab para pelaku biasanya melakukan kerjasama juga dengan negara lain untuk memasukan narkotika.

"Jadi, penindakan ini tak bisa sendiri. Adanya sinergi antar penegak hukum," katanya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015