Tangerang (Antara News) - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dalam laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Banten triwulan II 2015 mencatat kinerja positif perbankan di Provinsi Banten dilihat dari tiga indikator utama (aset, DPK, dan kredit).

"Tiga indikator utama aset, dana pihak ketiga, dan kredit mengalami kenaikan dibanding triwulan I 2015," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Budiharto Setyawan di Tangerang, Rabu, saat menjelaskan hasil KEKR Provinsi Banten triwulan II 2015.

Aset bank di Banten naik 8,55 persen, dana pihak ketiga tumbuh 7,61 persen, serta kredit naik 13,92 persen, jelas Budiharto.

Sedangkan rasio penting lainnya seperti rasio kredit dibanding tabungan (loan to deposit ratio/ LDR) turun sedikit dari 176,61 persen menjadi 176,09 persen, sedangkan risiko kredit yang tercermin dari non performing loan (NPL) stabil di posisi 2,13 persen.

Budiharto mengatakan nilai transaksi non tunai melalui real time gross settlement (RTGS) mencapai Rp62,15 triliun tumbuh 6,56 persen, cukup tinggi karena pada triwulan I 2015 justru tumbuh negatif minus 6,77 persen.

Sedangkan untuk transaksi non tunai melalui fasilitas kliring menunjukkan tren pertumbuhan positif 43,58 persen dengan nilai sebesar Rp2,8 triliun. Kenaikan ini disebabkan penerapan sistem kliring baru yang semula menggunakan sandi wilayah menjadi sandi masing-masing kota, jelas Budiharto.

Pada kesempatan tersebut Budiharto juga mengingatkan ekonomi Provinsi Banten sangat berpengaruh dengan perkembangan ekonomi global pada saat ini.

Dia mengatakan dengan terus menguatnya mata uang dolar AS akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi regional. Harus diwaspadai apabila kemudian Cina membanjir produk ekspornya yang akan akan berpengaruh terhadap produk ekspor negara lainnya termasuk Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang fleksibel dengan tetap menjaga ekonomi tetap tumbuh sesuai target, jelas dia.

"Suku bunga dijaga pada posisi 7,5 persen tetapi nilai tukar rupiah dan inflasi harus tetap stabil," kata Budiharto.

Budiharto mengatakan, kebijakan itu ditempuh dengan harapan perbankan dapat menyalurkan kreditnya dengan leluasa kepada sektor usaha yang pada akhirnya mampu menggerakan ekonomi.  

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015