MUFG Bank bersama lembaga kemanusiaan Habitat for Humanity Indonesia (HFH Indonesia) mendorong pertumbuhan kesejahteraan masyarakat kecil di Desa Kedung Dalem, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang dengan melakukan pelatihan perbaikan warung kecil hingga literasi keuangan.
MUFG Bank Executive Officer Country Head of Indonesia Kazushige Nakajima melalui keterangan tertulis diterima di Tangerang, Selasa mengatakan, bahwa upaya peningkatan kesejahteraan tersebut merupakan bentuk keberlanjutan dan komitmen untuk menciptakan kehidupan masyarakat dengan pemberdayaan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
"Usai mendirikan rumah layak huni dan menyediakan akses ke air bersih di Desa Kedung Dalem. Saat ini, renovasi warung, pelatihan literasi keuangan keluarga dan inklusi keuangan," katanya.
Ia menyampaikan, selama MUFG bekerjasama dengan HFH Indonesia sudah membangun dan merenovasi lebih dari 1.000 rumah serta 160 toilet umum dan individual di kawasan Mauk.
"Terus terang kami bersyukur sekali melakukan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang beda yakni membuat atau merenovasi warung dari ibu-ibu untuk bisa berjualan lebih baik," tutur dia.
Sementara itu, General Manager Habitat for Humanity Indonesia, Abraham Tulung menambahkan selama masa pandemi COVID-19, masyarakatnya yang berada di pedesaan khususnya di Mauk juga ikut terdampak dan mengganggu kehidupan ekonomi. Bahkan, banyak usaha-usaha terganggu dan kesejahteraan sosial masyarakat juga terganggu.
Kendati demikian, langkah yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari implementasi menjalankan prinsip dasar negara Indonesia yakni yang tertuang dalam sila ke-5 Pancasila yakni berkeadilan bagi seluruh rakyat.
"Mereka di Indonesia benar-benar menjalankan apa yang tercantum di Pancasila yakni, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Diketahui masyarakat Desa Kedung Dalam didominasi oleh warga yang bekerja sebagai buruh tani atau buruh lepas, dan pedagang kecil.
Namun, kondisi warung warga masih banyak yang kondisinya memprihatinkan. Struktur yang rapuh dan atap yang bocor menyebabkan air hujan masuk dan sering merendam kios dan barang dagangan.
Tidak hanya itu, warung di Desa Kedung Dalem juga tidak memiliki etalase atau ventilasi sehingga kios menjadi pengap dan gelap.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
MUFG Bank Executive Officer Country Head of Indonesia Kazushige Nakajima melalui keterangan tertulis diterima di Tangerang, Selasa mengatakan, bahwa upaya peningkatan kesejahteraan tersebut merupakan bentuk keberlanjutan dan komitmen untuk menciptakan kehidupan masyarakat dengan pemberdayaan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
"Usai mendirikan rumah layak huni dan menyediakan akses ke air bersih di Desa Kedung Dalem. Saat ini, renovasi warung, pelatihan literasi keuangan keluarga dan inklusi keuangan," katanya.
Ia menyampaikan, selama MUFG bekerjasama dengan HFH Indonesia sudah membangun dan merenovasi lebih dari 1.000 rumah serta 160 toilet umum dan individual di kawasan Mauk.
"Terus terang kami bersyukur sekali melakukan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang beda yakni membuat atau merenovasi warung dari ibu-ibu untuk bisa berjualan lebih baik," tutur dia.
Sementara itu, General Manager Habitat for Humanity Indonesia, Abraham Tulung menambahkan selama masa pandemi COVID-19, masyarakatnya yang berada di pedesaan khususnya di Mauk juga ikut terdampak dan mengganggu kehidupan ekonomi. Bahkan, banyak usaha-usaha terganggu dan kesejahteraan sosial masyarakat juga terganggu.
Kendati demikian, langkah yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari implementasi menjalankan prinsip dasar negara Indonesia yakni yang tertuang dalam sila ke-5 Pancasila yakni berkeadilan bagi seluruh rakyat.
"Mereka di Indonesia benar-benar menjalankan apa yang tercantum di Pancasila yakni, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Diketahui masyarakat Desa Kedung Dalam didominasi oleh warga yang bekerja sebagai buruh tani atau buruh lepas, dan pedagang kecil.
Namun, kondisi warung warga masih banyak yang kondisinya memprihatinkan. Struktur yang rapuh dan atap yang bocor menyebabkan air hujan masuk dan sering merendam kios dan barang dagangan.
Tidak hanya itu, warung di Desa Kedung Dalem juga tidak memiliki etalase atau ventilasi sehingga kios menjadi pengap dan gelap.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022