Serang (Antara News) - Negara Australia pemasok utama impor nonmigas Banten pada bulan Mei 2015 dengan nilai mencapai 115,20 juta dolar AS, disusul Tiongkok dan Singapura masing-masing 87,99 juta dolar AS dan 81,23 juta dolar AS.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Mashuri di Serang, Selasa, mengatakan ketergantungan Banten terhadap daging sapi impor salah satu penyebab tingginya nilai impor dari negara Australia tersebut.

Secara nasional, kata Mashuri, seperti yang pernah disampaikan Menteri Perdagangan Racmat Gobel beberapa bulan yang lalu bahwa Indonesia perlu impor 270 ribu ekor sampi dari Australia untuk memenuhi kebutuhan daging sapi jelang puasa dan Lebaran 2015.

Ia mengatakan, Banten salah satu provinsi yang masih memerlukan impor sapi, karena sapi lokal belum sanggup memenuhi kebutuhan daging masyarakat Banten.

Berdasarkan data dinas pertanian dan peternakan provinsi Banten menyebutkan 70 persen sapi yang dibutuhkan selama 2014 merupakan sapi impor, sisanya 30 persen sapi lokal.

Mashuri mengatakan impor nonmigas dari duabelas negara asal pada Mei 2015 meningkat 0,36 persen atau sebesar 2,19 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya, kebalikan dari itu, nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami penurunan 95,73  juta dolar AS atau 74,05  persen. 

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Mei 2015 adalah Australia dengan nilai impor 115,20 juta dolar AS, diikuti Tiongkok dan Singapura masing-masing 87,99 juta dolar AS dan 81,23 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari negara-negara ASEAN mencapai 198,74 juta dolar AS.  

Enam  dari duabelas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas Mei 2015, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, India dan Argentina, katanya. 

Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Australia yang meningkat 28,83 juta dolar AS, sementara terendah terjadi pada Thailand yang naik 3,28 juta dolar AS. 

Sedangkan penurunan impor nonmigas tertinggi terjadi pada Brazil yaitu mencapai 20,65 juta dolar AS, sedangkan terendah berasal dari Arab Saudi dengan penurunan sebesar 3,14 juta dolar AS.  

Ia mengatakan nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari–Mei 2015 untuk duabelas negara asal barang impor mencapai 2.969,66 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 86,40 persen.

Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Tiongkok, yaitu 15,84 persen, diikuti Singapura dan  Brazil yang masing-masing memberi andil 14,57 persen dan 11,14 persen, adapun kontribusi dari  sembilan negara lain masih di bawah  11  persen. 

Kecuali Argentina dan Korea Selatan, sepuluh negara pemasok barang impor utama pada Mei 2015 merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya.

Enam negara diantaranya yaitu tiga negara dari ASEAN ditambah Brazil, Tiongkok dan Australia adalah negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama sejak Mei 2014  dengan pangsa impor gabungan tidak pernah kurang dari 51 persen, kata Mashuri. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015