Serang (Antara News) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten terus menggenjot produksi ikan air tawar untuk memenuhi ketersediaan pangan juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

"Kami terus mendorong peningkatan produksi ikan tawar melalui penggunaan teknologi maupun peningkatan pembenihan," kata  Erwin Suryana, petugas Humas DKP Provinsi Banten, Rabu.

Menurut dia, saat ini produksi ikan tawar untuk kebutuhan masyarakat Banten masih dipasok dari luar daerah.

Sebab produksi ikan tawar, seperti emas, lele, mujaer dan gurame relatif terbatas.

Saat ini, stok ikan tawar di Provinsi Banten  dipasok dari peternak ikan Sukabumi, Cianjur dan Bogor, Jawa Barat.

Karena itu, pihaknya menggenjot produksi ikan tawar melalui pengembangan kolam, jaring apung, keramba,tambak dan air deras.

"Kami yakin ke depan pembudidaya ikan tawar bisa memenuhi pasar Banten dan tidak dipasok lagi dari luar daerah," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya optimistis peternak budidaya ikan tawar mampu meningkatkan produksi, apabila diterapkan teknologi juga peningkatan pembenihan.

Sebab potensi  budidaya ikan tawar di Provinsi Banten cukup berpeluang, seperti ikan emas,lele dan mujaer di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang.

Karena itu, pihaknya akan menggunakan penerapan teknologi budidaya juga peningkatan kualitas pembenihan.

Disamping itu juga dioptimalkan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) peterna budidaya ikan.

Peningakatan SDM itu melalui pelatihan-pelatihan, seperti  teknik budidaya ikan tawar, kewirausahaan, manajemen usaha dan pemasaran.

Saat ini, para pembudi daya ikan tawar di Provinsi Banten sebagian besar dikelola secara tradisional sehingga berdampak terhadap produksi.

"Kami berharap melalui penggunaan teknologi dan pelatihan bisa mendongkrak produksi ikan tawar di Provinsi Banten," ujarnya.

Erwin menjelaskan, jumlah pembudidaya ikan tawar di Provinsi Banten 2014 tercatat 26.908 jiwa.

Mereka mengembangkan budidaya ikan tawar pada kolam, tambak, keramba, jaring apung dan sawah. 

Sedangkan, produksi ikan tawar masih relatif kecil dan belum memenuhi kebutuhan masyarakat Banten.

"Kami berharap melalui pelatihan dan perluasan lahan intensifikasi dapat mendorong peningkatan produksi ikan tawar," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Ikan Tawar DKP Kabupaten Lebak Dadang Lesmana mengatakan pihaknay mengembangkan budidaya ikan emas varietas unggul "Si Nyonya" guna mendorong swasembada pangan.

Pengembangan ini untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal juga peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

Sebetulnya, kata dia, benih varietas unggul "Si Nyonya" merupakan jenis ikan emas lokal berasal asal Provinsi Banten.

Saat ini, pengembangan ikan emas "Si Nyonya" itu di tiga Balai Benih Ikan (BBI) milik pemerintah daerah.

Hasil pengembangan BBI, kata dia, disalurkan ke seluruh pembudidaya ikan tawar.

Para peternak pembudidaya ikan emas dipastikan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi mereka.

Apalagi, katanya, harga ikan emas Si Nyonya relatif tinggi dibandingkan dengan ikan emas berasal dari Sukabumi dan Cianjur.

Masa produksi ikan emas yang sebagian besar berwarna kuning kemasan itu, hanya tiga bulan untuk selanjutnya bisa dipanen.

Pemerintah daerah terus mendorong usaha peternak ikan emas tersebut agar menjadi andalan ekonomi masyarakat.

"Saya optimistis pengembangan budi daya ikan emas itu bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal juga meningkatkan kesejahteraan peternak," katanya.

Seorang peternak budi daya ikan emas di Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Maman, mengatakan memproduksi ikan emas varietas "Si Nyonya" tentu sangat menguntungkan karena permintaan pasar cukup tinggi.

"Kami sendiri kewalahan melayani permintaan pasar lokal, terlebih banyak pesta pernikahan," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015