Indonesia Fundraising Award (IFA) 2022 memberikan penghargaan Life Achievement Filantropi kepada almarhum Prof Azyumardi Azra karena mendorong gerakan filantropi inklusif untuk menguatkan kohesi sosial di Tanah Air.
Ketua Dewan Juri IFA 2022 Ahmad Juwaini di Tangerang, Kamis, mengatakan Azyumardi layak mendapatkan penghargaan tertinggi di dunia filantropi Indonesia.
Baca juga: APBD Kota Tangerang 2023 disahkan sebesar Rp5,1 triliun
Pasalnya, katanya, jauh sebelum gerakan filantropi tumbuh subur di Indonesia, Azyumardi sudah melakukan banyak kajian filantropi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Sangat besar perhatiannya di dunia filantropi jauh sebelum ramainya kegiatan filantropi di Indonesia, awal tahun 90-an UIN dengan dimotori Prof Azyumardi sudah punya banyak kajian tentang kedermawanan. Saat itu beliau bersama Prof Amelia Fauziah banyak terlibat dalam kajian filantropi," katanya dalam keterangan.
Penyerahan penghargaan Life Achievement Filantropi kepada almarhum Prof Azyumardi Azra diterima oleh anak keduanya, yakni Firman, dalam puncak acara IFA 2022 di Hotel Arosa, Bintaro, Rabu (30/11) malam.
Juwaini mengatakan UIN saat itu lewat pusat kajian yang dipimpin Prof Azyumardi kerap mengadakan kajian dan pelatihan serta mengundang para aktivis untuk berbincang tentang gerakan kedermawanan dan filantropi.
"Selain itu kita bisa juga baca tulisan-tulisan beliau di berbagai media tentang kedermawanan dan filantropi serta perhatian terhadap kegiatan zakat infak dan sedekah di Indonesia," katanya.
Selain itu, Prof Azyumardi juga langsung terjun ke dunia filantropi dengan bergabung sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa.
Juwaini menyebut hadirnya Prof Azyumardi sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa membuat interaksi dengan dunia filantropi semakin intens.
"Kami banyak diajak berdiskusi intens, beliau memberikan banyak masukan dan perbaikan bagi dunia filantropi dan upaya penggalangan dana masyarakat dan umat ini begitu menjadi consern (perhatian) beliau. Benar kata pepatah, hilangnya seorang alim juga hilangnya ilmu yang ada padanya. Dunia filantropi amat kehilangan dengan wafatnya beliau," ujarnya.
Firman, anak kedua dari Azyumardi Azra, mengatakan sang ayah adalah sosok pekerja keras dan profesional dalam bidangnya.
"Kami berterima kasih atas penghargaan yang diterima oleh sang ayah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Azyumardi Azra terima penghargaan Life Achievement Filantropi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Ketua Dewan Juri IFA 2022 Ahmad Juwaini di Tangerang, Kamis, mengatakan Azyumardi layak mendapatkan penghargaan tertinggi di dunia filantropi Indonesia.
Baca juga: APBD Kota Tangerang 2023 disahkan sebesar Rp5,1 triliun
Pasalnya, katanya, jauh sebelum gerakan filantropi tumbuh subur di Indonesia, Azyumardi sudah melakukan banyak kajian filantropi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Sangat besar perhatiannya di dunia filantropi jauh sebelum ramainya kegiatan filantropi di Indonesia, awal tahun 90-an UIN dengan dimotori Prof Azyumardi sudah punya banyak kajian tentang kedermawanan. Saat itu beliau bersama Prof Amelia Fauziah banyak terlibat dalam kajian filantropi," katanya dalam keterangan.
Penyerahan penghargaan Life Achievement Filantropi kepada almarhum Prof Azyumardi Azra diterima oleh anak keduanya, yakni Firman, dalam puncak acara IFA 2022 di Hotel Arosa, Bintaro, Rabu (30/11) malam.
Juwaini mengatakan UIN saat itu lewat pusat kajian yang dipimpin Prof Azyumardi kerap mengadakan kajian dan pelatihan serta mengundang para aktivis untuk berbincang tentang gerakan kedermawanan dan filantropi.
"Selain itu kita bisa juga baca tulisan-tulisan beliau di berbagai media tentang kedermawanan dan filantropi serta perhatian terhadap kegiatan zakat infak dan sedekah di Indonesia," katanya.
Selain itu, Prof Azyumardi juga langsung terjun ke dunia filantropi dengan bergabung sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa.
Juwaini menyebut hadirnya Prof Azyumardi sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa membuat interaksi dengan dunia filantropi semakin intens.
"Kami banyak diajak berdiskusi intens, beliau memberikan banyak masukan dan perbaikan bagi dunia filantropi dan upaya penggalangan dana masyarakat dan umat ini begitu menjadi consern (perhatian) beliau. Benar kata pepatah, hilangnya seorang alim juga hilangnya ilmu yang ada padanya. Dunia filantropi amat kehilangan dengan wafatnya beliau," ujarnya.
Firman, anak kedua dari Azyumardi Azra, mengatakan sang ayah adalah sosok pekerja keras dan profesional dalam bidangnya.
"Kami berterima kasih atas penghargaan yang diterima oleh sang ayah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Azyumardi Azra terima penghargaan Life Achievement Filantropi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022