Serang (Antara News) - Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Banten Ir Sobirin memprediksi pada tahun 2015, produksi jagung akan mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2014 dari 10.510 ton pipilan kering pada 2014 menjadi 14.580 ton pada 2015 atau naik sebesar 38,63 persen. 

Peningkatan produksi disebabkan oleh meningkatnya luas panen jagung dari 3.150 ha pada 2014 menjadi  4.500 ha pada 2015 atau naik sebesar 42,83 persen, katanya di Serang, Jumat. 

Peningkatan luas panen jagung salahsatunya disebabkan adanya program perluasan areal tanam (PAT) jagung dari APBN-P untuk Kabupaten Sentra yaitu lebak, Pandeglang, dan Serang seluas 6.000 Ha serta dukungan dan keterlibatan TNI pada program UPSUS dalam menggerakkan pertanaman jagung di Kabupaten/Kota. 

"Selain itu terjalinnya pola kemitraan antara perusahaan pakan ternak dan petani jagung di Kabupaten Serang," katanya. 

"Untuk mendorong tingkat produksi, kami selalu berkoordinasi dengan instansi terkait agar peran aktif pemerintah kabupaten maupun kota untuk memberi perhatian khususnya dalam upaya percepatan tanam dan pengamanan produksi," katanya lagi.

Ia menambahkan angka tersebut mustahil bisa dicapai tanpa usaha keras semua pihak, terutama para petugas di tingkat lapang dan petani pelaksanaan di lapangan serta peran aktif dari seluruh kepala perangkat daerah terkait, baik ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota.   

"Sampai saat ini 90 persen kebutuhan jagung di Banten masih di impor. Jadi ini tantangan bagi Banten untuk meningkatkan produksi jagung," Kata Sobirin.

Sedangkan produksi jagung di Provinsi Banten berdasarkan angka tetap (ATAP) tahun 2014 justru turun 12,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari 12.030 ton menjadi 10.510 ton pipilan kering.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh  menurunnya luas panen sebesar 12,03  persen  dari 3.580 hektare pada tahun 2013 menurun menjadi 3.150 hektare di tahun 2014.  

Sementara itu, produktivitas jagung juga mengalami penurunan sebesar 0,72 persen dari 33,60 kuintal per hektare menjadi 33,36 kuintal per hektaru. 

Penurunan  luas panen jagung disebabkan adanya peralihan komoditas yang ditanam dari jagung menjadi tanaman semusim lainnya  serta banyaknya petani yang melakukan panen muda jagung karena dianggap lebih menguntungan. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015