Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten, menyiagakan personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan Basarnas untuk menangani serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi pada akhir tahun 2022.

"Dari BPBD, TNI, Polri bersama-sama untuk melaksanakan apel dan simulasi kebencanaan yang kemungkinan-kemungkinan besar terjadi di akhir tahun 2022 ini," kata Wakil Bupati Tangerang Mad Romli usai melaksanakan apel siaga kebencanaan di Tangerang, Selasa.

Baca juga: Enam bangunan rusak-jalan desa terputus akibat longsor di Kabupaten Tangerang

Ia mengatakan apel dan simulasi ini untuk menyiapkan pasukan dari seluruh pemangku kepentingan terkait atau antarlembaga dalam mengantisipasi terjadinya bencana di wilayah setempat.

"Menghadapi musim hujan kita sudah dipersiapkan segala sesuatunya untuk menangani dan membantu masyarakat yang sekiranya akan mengalami bencana di wilayah kabupaten Tangerang," katanya.

Ia mengatakan Kabupaten Tangerang masuk daerah rawan terdampak bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan yang diprediksi terjadi menjelang akhir tahun 2022 hingga awal 2023.

Oleh karena itu, semua pihak harus sudah mulai bersiaga untuk mengantisipasi dampak terjadinya bencana dengan melakukan mitigasi dan pemetaan wilayah-wilayah rawan.

"Informasi yang terakhir di wilayah Lippo itu sering terjadi banjir, kemudian di Kecamatan Rajeg, Pasar Kemis, Tigaraksa dan Pakuhaji telah dilakukan pemetaan untuk antisipasi bila terjadi bencana," ujar dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat menambahkan di daerah itu terdapat tujuh kecamatan rawan banjir, yakni Legok, Kelapa Dua, Pasarkemis, Teluknaga, Pakuhaji, Solear, Jayanti, dan Kresek.

"Paling rawan itu yang dialiri langsung oleh tiga sungai, misalkan di Pakuhaji dan Teluknaga adalah muara Sungai Cisanda, sementara Kresek, Gunung Kaler, Kronjo itu Sungai Cidurian. Kelapa Dua itu Kali Sabi," tambahnya.

Ia mengungkapkan saat memasuki puncak musim hujan, di titik-titik wilayah tersebut biasanya ketinggian air banjir bisa mencapai lebih dari satu meter.

Dalam menangani kebencanaan tersebut, pihaknya tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) serta perlengkapan yang memadai.

"Pemkab Tangerang juga membentuk Desa Tangguh Bencana, di mana itu menjadi salah satu penguat kapasitas di tengah masyarakat yang rawan banjir dan bencana lainnya. Saat ini sudah ada lima kecamatan, empat desa dan satu kelurahan yang menjadi 'pilot project' (proyek percontohan) Desa Tangguh Bencana," ungkapnya.

Selain menguatkan masyarakat,  katanya, upaya serupa juga dilakukan oleh sesama petugas BPBD lintas wilayah sebab banjir juga tidak hanya melintasi Kabupaten Tangerang tetapi juga dirasakan Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Bogor.

"Makanya, apel kesiapsiagaan bencana kali ini juga diikuti oleh BPBD wilayah lain. Sembari petugas juga melakukan evaluasi bersama," kata dia.

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022