Pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menampilkan aneka kerajinan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Rangkasbitung.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa di Lebak, Rabu (28/9), mengatakan pameran itu dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional 2022 di daerah setempat.
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak imbau warga waspadai hujan lebat disertai petir
Pelaku UMKM yang mengikuti pameran tersebut 80 unit usaha, termasuk kerajinan warga binaan LP Rangkasbitung.
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak imbau warga waspadai hujan lebat disertai petir
Pelaku UMKM yang mengikuti pameran tersebut 80 unit usaha, termasuk kerajinan warga binaan LP Rangkasbitung.
"Kami menyelenggarakan pameran UMKM untuk promosi pemasaran juga membantu omzet pendapatan yang ditargetkan Rp3 miliar selama lima hari (28 September-3 Oktober 2022, red.)," katanya.
Seorang petugas Lapas Rangkasbitung Rizqi menyatakan beberapa kali warga binaan lapas setempat mengikuti pameran produk kerajinan.
"Kami beberapa kali mengikuti pameran produk kerajinan warga binaan," katanya.
Ia menyebut aneka produk kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung memiliki kualitas dan nilai jual, bahkan tidak kalah dengan produk pabrikan maupun barang impor.
Ia menyebut aneka produk kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung memiliki kualitas dan nilai jual, bahkan tidak kalah dengan produk pabrikan maupun barang impor.
Produksi kerajinan warga binaan, katanya, lebih unik, menarik, dan memiliki seni, karena menggunakan bahan baku bambu dan kayu. Banyak pengunjung memadati stan Lapas Rangkasbitung.
Belum lama ini, pihaknya juga mengikuti pameran di Alun-Alun Rangkasbitung dengan omzet relatif lumayan.
Para pengunjung pameran kebanyakan membeli satu set mebeler kayu dengan harga Rp1, 8 juta.
"Kami membina produksi kerajinan warga binaan mengutamakan kualitas dan mutu, sehingga memiliki nilai jual di pasaran," katanya.
Menurut dia, kebanyakan produksi warga binaan itu perabotan rumah tangga di antaranya mebeler kursi dan meja tanpa menggunakan busa dan kain juga peralatan dapur, seperti piring kayu, cobek, tipar, dan boboko. Produk lainnya, seperti gitar, asbak rokok, batako, dan kipas.
"Kita jual produksi kerajinan warga binaan itu termurah Rp10 ribu dan termahal Rp1,8 juta," kata Rizqi.
Ia menjelaskan produksi kerajinan warga binaan Lapas Rangkasbitung sudah beberapa kali dipromosikan melalui pameran yang digelar pemerintah daerah setempat.
"Kami berharap melalui pameran produk kerajinan warga binaan itu dikenal lebih luas di masyarakat," katanya.
Petugas Lapas Rangkasbitung lainnya, Ayu, mengatakan selama ini warga binaan dioptimalkan untuk mengikuti aneka kerajinan sebagai bekal keterampilan sehingga setelah bebas menjalani hukuman dan kembali ke masyarakat mampu berkarya dengan membuka usaha.
Kegiatan pembinaan keterampilan bagi warga binaan sudah berlangsung cukup lama.
"Kami menerima laporan banyak warga binaan itu setelah bebas mandiri dan berhasil mengelola aneka usaha untuk peningkatan ekonomi keluarga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022