Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang Provinsi Banten melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2022 (Januari-September) mengalami peningkatan signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Tangerang, dr Sumihar Sihaloho di Tangerang, Selasa, mengatakan bahwa dari data sepanjang Januari sampai September 2022 tercatat ada 1.035 kasus penderita DBD.
Baca juga: Gudang tiner di Tangerang terbakar
"Jumlah kasus dari Januari sampai 27 September 2022 yaitu sebanyak 1.035 kasus. Sementara pada tahun 2021 ada 671 kasus, jadi ada peningkatan kasus," ucapnya.
Ia menerangkan pada tahun ini angka penderita DBD tersebut jauh mengalami peningkatan, apabila dibanding dengan sebelumnya yang mencapai 671 kasus sepanjang tahun itu. Sementara untuk tahun 2022 yang hanya sampai pertengahan tahun telah tercatat sebanyak 961 kasus.
"Untuk bulan September 2022 laporan yang masuk sampai 23 September sebanyak 81 kasus. Jumlah tersebut, diprediksi menurun dibanding bulan Agustus 2022 sebanyak 119 kasus," katanya.
Ia mengatakan untuk penemuan kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini telah menjangkit segala usia mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia).
"Untuk usia rentan paling terbanyak di usia 15 tahun sampai 44 tahun," tuturnya.
Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya pun saat ini telah melakukan pengendalian dengan menyiapkan sebanyak 44 fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan 25 Rumah Sakit, guna menghadapi lonjakan kasus.
"Upaya yang dilakukan Dinkes telah melakukan pemantauan per kasus DBD yang sudah terlaporkan dengan kegiatan penyelidikan
epidemiologi ke rumah pasien dan pemeriksaan
jentik ke lingkungan rumah pasien termasuk 25 rumah," ungkapnya.
Ia mengimbau, kepada masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang agar dapat meningkatkan kewaspadaan serta memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, seperti selalu mengecek tempat penampungan air yang bisa menjadi perkembangan jentik nyamuk dan selalu menerapkan gerakan 3M plus yakni Menguras, Menutup serta Mengubur.
"Himbauan dengan membuatkan Surat Edaran tentang kewaspadaan DBD dan pengendalian DBD dengan Gerakan Bulan Bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Tangerang, dr Sumihar Sihaloho di Tangerang, Selasa, mengatakan bahwa dari data sepanjang Januari sampai September 2022 tercatat ada 1.035 kasus penderita DBD.
Baca juga: Gudang tiner di Tangerang terbakar
"Jumlah kasus dari Januari sampai 27 September 2022 yaitu sebanyak 1.035 kasus. Sementara pada tahun 2021 ada 671 kasus, jadi ada peningkatan kasus," ucapnya.
Ia menerangkan pada tahun ini angka penderita DBD tersebut jauh mengalami peningkatan, apabila dibanding dengan sebelumnya yang mencapai 671 kasus sepanjang tahun itu. Sementara untuk tahun 2022 yang hanya sampai pertengahan tahun telah tercatat sebanyak 961 kasus.
"Untuk bulan September 2022 laporan yang masuk sampai 23 September sebanyak 81 kasus. Jumlah tersebut, diprediksi menurun dibanding bulan Agustus 2022 sebanyak 119 kasus," katanya.
Ia mengatakan untuk penemuan kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini telah menjangkit segala usia mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia).
"Untuk usia rentan paling terbanyak di usia 15 tahun sampai 44 tahun," tuturnya.
Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya pun saat ini telah melakukan pengendalian dengan menyiapkan sebanyak 44 fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan 25 Rumah Sakit, guna menghadapi lonjakan kasus.
"Upaya yang dilakukan Dinkes telah melakukan pemantauan per kasus DBD yang sudah terlaporkan dengan kegiatan penyelidikan
epidemiologi ke rumah pasien dan pemeriksaan
jentik ke lingkungan rumah pasien termasuk 25 rumah," ungkapnya.
Ia mengimbau, kepada masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang agar dapat meningkatkan kewaspadaan serta memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, seperti selalu mengecek tempat penampungan air yang bisa menjadi perkembangan jentik nyamuk dan selalu menerapkan gerakan 3M plus yakni Menguras, Menutup serta Mengubur.
"Himbauan dengan membuatkan Surat Edaran tentang kewaspadaan DBD dan pengendalian DBD dengan Gerakan Bulan Bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022