Jakarta (Antara News) - Survei Ipsos Business Consulting menyebutkan pasar pelumas di Asia Tenggara menguat atau tumbuh 4,7 persen selama 2014-2019, di luar Singapura dan Brunei yang menguat dua kali lipat dari pertumbuhan global 2,6 persen.


Ipsos dalam siaran pers yang diterima Antara, Rabu, memperkirakan total pasar pelumas dapat mencapai 3 miliar liter pada tahun 2019. Hal ini disumbang penjualan mobil baru di tiga pasar otomotif terbesar ASEAN yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia masing-masing tumbuh 7-8 persen pada periode 2014-2019.

Country Manager Ipsos Business Consulting Indonesia Domy Halim mengatakan, Indonesia saat ini merupakan negara dengan rasio kepemilikan kendaraan terendah di ASEAN, hanya 8 persen dari populasi kendaraan pribadi, jauh di bawah  Thailand 17 persen atau Malaysia 33 persen.

Perkiraan lonjakan populasi kelas menengah di Indonesia dari 74 juta penduduk pada tahun 2013 menjadi 140 juta pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi pendorong yang kuat peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi. 

"Sepeda motor masih menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat Indonesia dengan perkiraan rasio populasi 8 orang per 1 kendaraan pada tahun 2014." ujar dia. 

Domy memperkirakan sepeda motor akan tetap dominan digunakan, masuknya LCGC dapat meyakinkan sebagian pengguna sepeda motor atau pemilik mobil perdana untuk beralih ke LCGC. 

Peralihan dari sepeda motor ke LCGC akan mendorong pertumbuhan penggunaan pelumas karena satu sepeda motor menggunakan rata-rata 0.8 liter pelumas sedangkan LCGC menggunakan  rata-rata 3 liter pelumas.

Lebih jauh, permintaan akan pelumas industri akan meningkat seiring dengan pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia. 

Pemerintah Indonesia membidik pembangunan sektor manufaktur dan peningkatan kontribusi GDP (Produk Domestik Bruto) sebesar 23 - 40 persen hingga tahun 2025.

Sebagai contoh, untuk mendukung industri otomotif nasional, pemerintah akan meningkatkan persyaratan kandungan bahan lokal dari 75 persen menjadi 90 persen di tahun 2020. 

Hal ini menyebabkan industri suku cadang otomotif dan pelumas industri bagi sektor otomotif tampaknya akan mengalami pertumbuhan kuat di masa mendatang.

Dalam laporannya, Ipsos Consulting menyoroti lebih jauh adanya peluang besar untuk investasi di delapan negara ASEAN yang ditampilkan dalam proyeksi pertumbuhan. 

Pertumbuhan sektor otomotif dan industri dalam beberapa tahun terakhir, bersama dengan urbanisasi yang meningkat, telah menciptakan permintaan yang besar untuk produk-produk terkait otomotif dan manufaktur di seluruh Asia Tenggara.

Namun Ipsos Consulting mencatat bahwa peluang pertumbuhan ini juga membawa persaingan yang ketat baik dari perusahaan-perusahaan minyak internasional maupun nasional. 

Akan tetapi, Domy juga menekankan bahwa dalam pemilihan pelumas, harga tetap merupakan faktor yang penting dan tidak mengherankan bahwa Pertamina adalah pemimpin pasar. 

Pertamina mampu mempertahankan harga yang sama dan pasokan yang stabil di pulau Jawa, ujar dia. 

Hal ini merupakan kelebihan dibandingkan dengan pemain pelumas internasional yang masih mengimpor produk mereka dan dikenakan biaya logistik untuk memasarkan produk mereka di luar Jakarta.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015