Jakarta (Antara News) - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mendukung upaya-upaya yang dilakukan pelaku industri telekomunikasi untuk menyehatkan dirinya sepanjang pelayanan kepada pelanggan tetap terjamin. 


"Penyehatan pelaku industri telekomunikasi penting karena menyangkut  ribuan pelanggan pengguna layanan telekomunikasi yang harus tetap terlayani dengan baik," ujar Komesioner BRTI, Riant Nugroho saat dihubungi, Kamis.

Riant mengungkapkan salah satu pelaku industri telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) telah menjelaskan kepada BRTI mengenai program penyehatan yang telah mereka lakukan.

Mereka menjelaskan apa yang telah dilakukan sudah sesuai road map. BTEL akan menjadi perusahaan yang memfokuskan bisnisnya di bidang jasa dan sebagai kompensasi manajemen berjanji  untuk bisa rebound (pulih) dalam waktu dekat.

BTEL dalam rangka memperbaiki kinerjanya  telah melakukan terobosan dalam hal produk dan layanan salah satunya melakukan kerjasama sewa jaringan dengan Smartfren. Langkah yang ditempuh tersebut membuat bisnis model BTEL berubah dari penyelenggara jasa dan jaringan menjadi hanya penyelenggara jasa.

BTEL sendiri dalam tiga tahun terakhir mengalami kerugian, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya efisiensi di berbagai hal seperti  belanja modal dan belanja operasi termasuk dibidang SDM agar kembali meraih keuntungan.

"Kami berharap melalui program rasionalisasi karyawan tersebut BTEL akan mampu menjadi perusahaan yang sehat dan efisien serta memiliki kinerja posiif," ujar Riant.

Riant menegaskan, terdapat tiga hal yang harus dilakukan perusahaan terkait dengan restrukturisasi SDM yakni: Pertama, harus segera rebound (pulih). Kedua, peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Ketiga, fokus kepada perusahaan dibidang jasa.

Riant optimistis dengan program restrukturisasi SDM sebagai bagian aksi korporasi akan membuat bisnis BTEL menjadi unik bahkan akan mampu masuk ke pasar OTT (over the top) dengan memberikan berbagai fasilitas layanan pelanggan.

"Saya kira mereka tinggal melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai pihak termasuk apabila ingin masuk ke layanan LTE," jelas Riant.

Riant memperkirakan apabila rebound dapat dilakukan dalam waktu singkat maka BTEL akan dapat mengundang kembali karyawannya mengingat kalau bisnis mereka berkembang tentunya membutuhkan SDM lebih banyak lagi.

Riant mentargetkan BTEL dapat pulih dalam jangka waktu yang tidak lama setelah program restrukturisasi SDM dilaksanakan, serta pada masa tersebut perusahaan sudah memiliki bisnis baru dibidang telekomunikasi.

"Saya kira dengan fokus dibidang jasa BTEL akan berhasil mengingat pasar Indonesia sangat luas, berbanding terbalik dengan Singapura yang operator harus tetap berbisnis jaringan karena pasarnya terbatas," ujar Riant. ***3***

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015