Bupati Tangerang, Banten, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan inovasi pertanian demplot dan mina padi di lahan gambut di wilayahnya perlu dikembangkan untuk menambah penghasilan para petani setempat.
"Dengan demplot dan mina padi ini, pada model sawah circle digabungkan antara padi dengan kolam ikan. Ini merupakan suatu terobosan inovasi yang mudah-mudahan nanti bisa diikuti oleh daerah lainnya," ucap Zaki usai panen padi di demplot dan ikan di mina padi di Desa Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji, Jumat.
Ia mengatakan, dengan terobosan dan inovasi dari konsep pertanian demplot dan mina padi yang dilakukan oleh petani dan kelompok tani serta penyuluh pertanian di wilayah Pakuhaji ini dinilai luar biasa. Hal itu akan membantu menambah penghasilan petani itu sendiri.
Baca juga: Pj Gubernur Banten dukung budidaya serai wangi di Tangerang
Namun, lanjut dia, dalam mengaplikasikan konsep tersebut memiliki tantangan tersendiri, karena ketersediaan airnya harus di atas rata-rata dibandingkan dengan lahan sawah biasa.
"Dengan ketersediaan air yang lebih saat ini bisa mempercepat umur panennya, yakni sekitar 3 bulan dari penanaman sudah bisa dipanen, begitu juga dengan ikannya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika menjelaskan bahwa konsep pertanian demplot dan mina padi ini dilakukan di lahan yang luasnya sekitar 5.000 meter atau setengah hektare, yang dalam satu lokasi budidaya menghasilkan dua komoditas
"Komoditas itu adalah padi dan ikan. Dalam satu kali panen, kita dapat 2 komoditas. Insya Allah dengan budidaya model ini, petani akan lebih banyak menerima keuntungan, sehingga petani bisa lebih sejahtera," kata Asep.
Menurut dia, produktivitas padi di atas lahan 5.000 meter kurang lebih sekitar 4 ton padi dan ikan sekitar 400 kilogram.
"Ke depan untuk demplot dan mina padi ini akan terus kita kembangkan, diawali dengan 5.000 meter, kita berencana akan kembangkan terus sampai dengan 5 hektare. Mudah-mudahan kita ke depan bisa berhasil agar program ini bisa berkelanjutan sehingga petani kita sejahtera dan mendapatkan hasil yang memuaskan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
"Dengan demplot dan mina padi ini, pada model sawah circle digabungkan antara padi dengan kolam ikan. Ini merupakan suatu terobosan inovasi yang mudah-mudahan nanti bisa diikuti oleh daerah lainnya," ucap Zaki usai panen padi di demplot dan ikan di mina padi di Desa Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji, Jumat.
Ia mengatakan, dengan terobosan dan inovasi dari konsep pertanian demplot dan mina padi yang dilakukan oleh petani dan kelompok tani serta penyuluh pertanian di wilayah Pakuhaji ini dinilai luar biasa. Hal itu akan membantu menambah penghasilan petani itu sendiri.
Baca juga: Pj Gubernur Banten dukung budidaya serai wangi di Tangerang
Namun, lanjut dia, dalam mengaplikasikan konsep tersebut memiliki tantangan tersendiri, karena ketersediaan airnya harus di atas rata-rata dibandingkan dengan lahan sawah biasa.
"Dengan ketersediaan air yang lebih saat ini bisa mempercepat umur panennya, yakni sekitar 3 bulan dari penanaman sudah bisa dipanen, begitu juga dengan ikannya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika menjelaskan bahwa konsep pertanian demplot dan mina padi ini dilakukan di lahan yang luasnya sekitar 5.000 meter atau setengah hektare, yang dalam satu lokasi budidaya menghasilkan dua komoditas
"Komoditas itu adalah padi dan ikan. Dalam satu kali panen, kita dapat 2 komoditas. Insya Allah dengan budidaya model ini, petani akan lebih banyak menerima keuntungan, sehingga petani bisa lebih sejahtera," kata Asep.
Menurut dia, produktivitas padi di atas lahan 5.000 meter kurang lebih sekitar 4 ton padi dan ikan sekitar 400 kilogram.
"Ke depan untuk demplot dan mina padi ini akan terus kita kembangkan, diawali dengan 5.000 meter, kita berencana akan kembangkan terus sampai dengan 5 hektare. Mudah-mudahan kita ke depan bisa berhasil agar program ini bisa berkelanjutan sehingga petani kita sejahtera dan mendapatkan hasil yang memuaskan," kata dia.
Editor : Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022