Tangerang (AntaraBanten) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Banten, kelebihan permintaan kompos dari warga karena kapasitas produksi hanya 30 ton sementara permintaan mencapai 40 ton per bulan.


Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, Ivan Yulianto di Tangerang, Kamis, mengatakan dalam sebulan permintaan kompos dari warga atau instansi pemerintah lain di daerah itu bisa mencapai 40 ton.

Padahal untuk satu bulannya, DKP Kota Tangerang hanya bisa memproduksi sebanyak 30 ton kompos dari pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing.

Kompos yang telah dijadi dan dikemas dalam karung berukuran masing-masing 20 kilogram, banyak diminta warga untuk kebutuhan taman.

DKP Kota Tangerang tidak menetapkan harga atau menjual kompos tersebut tetapi hanya memberikannya secara gratis.

Karena itu untuk mengatasi tingginya permintaan warga terhadap kompos maka DKP Kota Tangerang mengefektifkan peran RT/RW untuk mengolah sampah menjadi kompos.

Langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi permintaan kompos di TPA Rawa Kucing karena warga bisa membuat kompos sendiri dari sampah yang dibuang.

Sementara itu, untuk pembuatan kompos di TPA Rawa Kucing akan terus ditingkatkan. Dalam sehari, biasanya dihasilkan sebanyak satu ton kompos.

Produksi kompos akan maksimal jika didukung dengan cuaca yang bagus karena memerlukan sinar matahari. Tetapi, bila hujan maka pembuatan kompos akan terkendala.

Inovasi lainnya yakni dengan melakukan pembuatan kompos menggunakan ampas kopi, dedak makanan bebek dan lainnya.

"Banyak inovasi yang terus dihasilkan dalam menghasilkan kompos. Kami gunakan alat teknologi tepat guna hingga fermentasi menggunakan kopi," tambah Sekretaris DKP kota Tangerang, Sugiharto.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015