Serang (Antara News) - PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) siap mendukung beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Pandeglang Provinsi Banten khususnya yang berbasis maritim.


"Kami siap mendukung target pemerintah untuk mencapai devisa negara dari wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2015 sebesar 12,05 miliar dolar AS atau setara dengan Rp150 triliun (Rp 12.500 per dolar AS)," kata Direktur Utama PT. BWJ Setiawan Mardjuki dalam siaran persnya, Jumat.

Menurut Setiawan,  target tersebut akan terlampaui jika memperhitungkan devisa dari wisawatan domestic.

Operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau special economic zone Tanjung Lesung diyakini menjadi salah satu upaya dukungan tersebut.

Pasalnya, KEK Tanjung Lesung dikembangkan sebagai International World Class Destination, di atas lahan 1500 ha dan memiliki garis pantai sepanjang ± 13 km.dengan fasilitas terintegrasi berkelas dunia dan eksostime alam dengan budayanya.

"BWJ siap mendukung target-target pencapaian devisa negara dari sektor pariwisata, khususnya yang berbasis maritim. Bangsa kita harus memiliki keunggulan daya saing di bidang pariwisata  dari Negara lain," ujar dia.

Operasional KEK Tanjung Lesung, kata Setiawan, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 26/2012 tentang KEK Tanjung Lesung, harus beroperasi pada akhir Februari 2015.

Bertujuan untuk mendorong investasi, khususnya di sektor pariwisata. Sehingga secara nasional investasi, sektor pariwisata mampu memberikan kontibusi 12 persen terhadap investasi nasional dari realisasi selama ini sekitar 5-6 persen.

"Apalagi, pemerintah segera menerbitkan insentif fiskal bagi Kawasan Ekonomi Khusus untuk mempermudah para investor. Sehingga saat ini  menjadi peluang yang sangat bagus untuk berinvestasi di KEK Tajung Lesung," papar Setiawan.

    
Fasilitas Pendukung

Hingga saat ini, lanjut Setiawan, bermodalkan lahan seluas 1.500 hektare (ha), KEK Tanjung Lesung telah memiliki sejumlah penginapan bertaraf internasional seperti 44 unit villa istimewa dengan fasilitas private pool yaitu Kalicaa Villa Estate, 61 unit villa di Tanjung Lesung Beach Hotel, the Blue Fish, the Sailing Club, dan Green Coral Exclusive Camping.

Intinya, ucap Setiawan, banyak hal yang dapat dilakukan selama berada di Tanjung Lesung, khususnya bagi para pecinta olahraga air. Snorkeling, diving, banana boat, hingga sailing dapat dilakukan di fasilitas The Beach Club. Wisatawan tak hanya dapat melakukan aktivitas olahraga air, namun juga berpartisipasi melestarikan lingkungan laut dengan mempelajari cara transplantasi terumbu karang di lokasi konservasi yang terletak di tengah laut.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga tengah bersiap untuk meningkatkan berbagai infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya.

Pertama, Airstrip yang akan mengakomodasi penerbangan carter Susi Air dengan pesawat seri Cessna Grand Caravan dengan rute Jakarta (Halim Perdana Kusuma)¿Tanjung Lesung.

Kedua, pembangunan lapangan golf. Ketiga, pembangunan marina untuk kapal pesiar yang bekerja sama dengan PT Pelindo II. Dan keempat, pembangunan Theme Park.

Kelima, pembangunan Pusat Studi Budaya Maritim Nasional bersama President University dan Smart City bersama PT Telekomunikasi Indonesia.

"Pengelolaan kawasan atau estate management berstandar Singapura dan eco friendly," papar Setiawan.

Sementara itu, terdapat 2 proyek infrastruktur besar yang sedang dikembangkan di Tanjung Lesung. Yaitu, Bandar Udara Banten Selatan dan Jalan Tol Serang¿Panimbang yang melalui jalan tol Jakarta-Merak.

"Berdasarkan data-data ini, kami optimistis mampu turut mendukung target pencapaian devisa negara dari industri pariwisata khususnya yang berbasis maritim. Apalagi, saat ini Tanjung Lesung mampu mendatangkan sekitar 250.000 wisatawan per tahunnya," papar Setiawan.

    
Target Pemerintah

Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 mencatat, target kunjungan wisman tahun 2015, sebanyak 10 juta kunjungan. Angka ini naik dari capaian tahun 2014 sebanyak 9,44 juta orang, dan hanya 8,32 juta orang pada tahun 2013. Dan nilai devisa wisman tahun 2015 ditargetkan sebesar 12 miliar dolar AS.

Lalu tahun 2019, pemerintah mematok angka wisman sebanyak 20 juta orang.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan mampu memobilisasi wisatawan domestik hingga 254 juta perjalanan dan pengeluarannya mencapai Rp 201,5 triliun.

Jika dibandingkan antara tahun 2014 dan 2019, pemerintah meningkatkan target-target sektor pariwisata. Seperti, kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2019 menjadi 8 persen dari realisasi 3,78 persen (2014).

Devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun (2019) atau meningkat dari Rp 133,7 triliun). Dan menciptakan 13 juta lapangan kerja (2019) dari 11,21 juta orang (2014).

Selain itu target kunjungan wisman meningkat menjadi 20 juta wisman dan wisatawan domestik naik menjadi 275 juta (2019) dari 9,44 juta wisman dan 210 juta wisatawan domestik (2014). Serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia (2019), dari posisi ranking 70 dunia menurut World Economic Forum (WEF).

"Dengan target pemerintah tersebut, maka diharapkan KEK Tanjung Lesung dapat berkontribusi dalam membuka lapangan kerja baru bagi 300 ribu orang secara langsung, dan jutaan orang lainnya secara tidak langsung dan tenaga kerja ikutan di sektor informalnya bila seluruh lahan telah dikembangkan," kata Setiawan. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015