Tangerang (AntaraBanten) - Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak takut bila popularitasnya turun jika membuat kebijakan yang memang diperlukan masyarakat.


"Pak Jokowi sudah jadi Presiden dan akan selalu menjadi sorotan publik. Maka itu, jangan pernah takut popularitasnya turun bila harus membuat kebijakan yang bertolak belakang dengan urusan politik tetapi demi kesejahteraan masyarakat," kata Rektor Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, Iman Kusnandar dihubungi, Kamis.

Dijelaskannya, aspek politik dan administratif memang selalu menjadi masalah bagi setiap pimpinan yang lahir dari partai politik dan itu tak bisa dihindari.

Dalam perjalanannya, memang akan selalu terjadi benturan tetapi masalah itu jangan diabaikan dan harus bisa mengambil keputusan agar tidak merepotkan diri sendiri.

Iman menyontohkan seperti teknik operasional Presiden yang sangat cepat dan sudah bagus tetapi tak diimbangi dengan teknik administrasi bawahannya.

"Bila setiap keputusan Presiden dan telah disambut baik warga namun tidak terealisasi karena terbentur sistem administrasi maka akan sama saja kemunduran dan menjadi masalah hukum," paparnya.

Mantan pejabat dilingkup Pemkab Tangerang ini pun meminta kepada pemerintah pusat diminta untuk mengawasi pendistribusian anggaran ke daerah - daerah agar tepat sasaran.

Karena, berjalannya program pemerintah tergantung dengan anggaran. Maka itu, terkait pendistribusiannya harus benar - benar tepat sasaran dan waktu. Sebab, bila tersendat maka akan berdampak terhadap pembangunan.

Namun, bila sudah sesuai maka akan memunculkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan pemerintah.

"Kami harapkan jangan sampai anggaran daerah menjadi bancakan. Karena, ini menyangkut pertumbuhan suatu daerah dan ekonomi negara yang saat ini masih dibawah dari target," tegasnya.

Iman juga menyoroti mengenai tim kerja presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla untuk lebih matang dan hati - hati dalam membuat suatu kebijakan.

Misalnya saja seperti kenaikan harga BBM yang membuat perekonomian menjadi terganggu. Lalu, tidak lama kemudian pemerintah menurunkan harga BBM.

Hal ini tentunya sangat sulit menurunkan harga jual suatu produk yang sebelumnya sudah naik. Walaupun pemerintah telah meminta agar harga jual barang pun turun.

"Contohnya saja tarif angkutan kota seiring turunya harga BBM. Tetapi, tidak serta merta supir melakukan hal itu. Ini tentunya membuat warga semakin berat," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015