Lebak (AntaraBanten) - Kementerian Luar Negeri siap memulangkan tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, bernama Dede Yeti bin Sulaeman Marhali (56) yang mengalami koma selama enam bulan di Arab Saudi.

"Kami sudah menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tentang nasib Dede Yeti," kata Kabid Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Suprapto saat dihubungi di Lebak, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya  akan berupaya untuk memulangkan Dede Yeti warga Pasir Pulo Rt01/Rw06 Kelurahan Cijoro Lebak, Rangkasbitung.

Pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan Kemenlu, BNP2TKI dan perusahaan yang memberangkatkan Dede Yeti yang kini terbaring di Rumah Sakit Abdul Azis, Arab Saudi agar segera dipulangkan ke Tanah Air.

Dede Yeti yang bekerja tahun 2010 diduga jatuh di atas tangga rumah majikanya bernama Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren beralamat Dammar Khobar Arab Saudi.

Ia mengalami pendarahan hingga koma selama enam bulan akibat kecelakaan kerja itu.

Namun,pihaknya hingga kini belum mengetahui secara jelas kepulangan Dede Yeti ke kampung halamannya karena kondisi kesehatannya mengkhawatirkan.

Karena itu, Kemenlu dan BNP2TKI menunggu jaminan pihak rumah sakit Arab Saudi atas kondisi kesehatanya.

"Jika kondisi dia  sudah membaik kemungkinan bisa secepatnya dipulangkan ke Tanah Air," katanya.

Menurut dia, berdasarkan informasi dari Kemenlu pada Juni 2014, Dede Yeti mengalami kecelakaan kerja di rumah majikannya.

Ia terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan otak hingga mengalami koma.

"Kami berupaya keras agar Dede Yeti bisa berkumpul dengan keluarganya," katanya.

Maman Suparman, suami Dede Yeti mengaku bahwa istrinya sudah ketiga kali bekerja ke Arab Saudi untuk membantu ekonomi keluarga di kampung.

Saat ini, keempat anaknya itu lulus pendidikan SLTA dan sudah berumah tangga dari hasil jerih payah bekerja ke Arab Saudi.

Ia menuntut agar gaji mereka selama bekerja, termasuk asuransi bisa dibayar.

Di samping itu, juga jika kondisi kesehatan isterinya membaik segera dipulangkan ke kampung halaman.

"Kami minta perhatian Kemenlu dan BNP2TKI agar isterinya bisa dipulangkan ke Tanah Air dalam kondisi sehat," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014