Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten membuka pos komando (posko) pelayanan deteksi dini bagi masyarakat untuk mencegah penyakit diabetes melitus (DM) di Alun-alun Multatuli Rangkasbitung.
 
"Kita mengapresiasi masyarakat yang melakukan pemeriksaan cek darah setelah berolahraga untuk mengetahui kadar gula darah (glukosa) dan kolesterol, " kata petugas Dinkes Kabupaten Lebak Elawati di Lebak, Selasa.

Baca juga: Pemkab Lebak libatkan relawan dalam atasi stunting
 
Pelayanan posko cegah dini diabetes itu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai kebijakan program "Lebak Sehat". Posko pencegahan dini tersebut, karena diabetes merupakan penyakit progresif yang cukup berbahaya jika terlambat dideteksi.
 
Selama ini, katanya, penyakit diabetes melitus menyerang berbagai strata sosial masyarakat dan masuk kategori jenis penyakit metabolisme yang tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikendalikan kadar gula darahnya untuk memperpanjang masa hidup dan memperbaiki kualitas hidup penderita penyakit tersebut.
 
"Kami minta masyarakat dapat mendatangi posko pelayanan deteksi dini setelah berolahraga," katanya.
 
Menurut dia, posko pelayanan deteksi dini banyak dikunjungi masyarakat, terutama pada hari Minggu. Kunjungan tersebut hingga mencapai 80-100 orang. Pengunjung yang memeriksakan cek darah untuk diabetes dan kolesterol dikenakan biaya Rp15 ribu.
 
Jika hasil pemeriksaan atau cek darah itu cukup tinggi, baik kolesterol maupun gula darahnya, disarankan ke Puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut serta pengobatannya.
 
Pengobatan penyakit kencing manis (diabetes) pada tahap ringan lebih efektif dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Namun sebaliknya, jika sudah mengalami berbagai komplikasi. "Kami minta penderita diabetes tahap ringan dapat mengubah pola hidup sehat dengan berolahraga dan mengatur pola makan," ujarnya.
 
Menurut dia, penyebab diabetes itu akibat budaya tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan instan, makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan merokok aktif.
 
Karena itu, lanjutnya, masyarakat harus membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan makanan yang bergizi serta berolahraga rutin untuk mencegah penyakit tidak menular tersebut.
 
 Diabetes merupakan salah satu penyakit yang dialami banyak orang dan bisa menjadikan ancaman serius dan fatal bagi penderita, karena bisa menyebabkan stroke, impoten, penyakit jantung, hingga kematian.
 
Sejauh ini, untuk pengobatan kesembuhan diabetes secara total cukup sulit, namun dapat menurunkan atau mengontrol kadar gula darah dengan rutin minum obat.
 
Upaya mengedukasi pasien diabetes sangat penting dilakukan, jika tidak memahami penyakitnya berisiko terjadinya komplikasi di seluruh pembuluh darah, misalnya pada otak, jantung, tungkai, mata, serta ginjal. "Jadi, usahakan dapat menurunkan kadar gula darah dengan minum obat sesuai resep dokter, sehingga tidak terjadi komplikasi," katanya.
 
Sementara itu, Sumiyatun (45), warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku dirinya tujuh bulan lalu kadar gula dalam tubuh berdasarkan hasil cek darah di atas 300 mg. Namun, setelah rutin melakukan pemeriksaan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, sudah kembali normal dengan berolahraga, pola makan teratur juga tidak mengonsumsi gula.
 
"Saya lega kondisi tubuh sekarang lebih sehat, termasuk jantung dan ginjal dengan dilakukan pemeriksaan rutin setiap bulan," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022