Kalangan warga di Kelurahan Suralaya, Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, dan Desa Salira, Kabupaten Serang, yang didominasi kaum perempuan ingin mampu mandiri dan bersaing khususnya dalam sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Antusiasme ini tergambar dari pelatihan pengembangan usaha yang digelar oleh PT Indo Raya Tenaga (IRT), mengikutsertakan kalangan perempuan pelaku UMKM di sekitar proyek pembangunan PLTU USC Jawa 9&10. 

Di kesempatan itu, mereka mendapat pembekalan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Cilegon, Bank BRI Cabang Cilegon, dan seorang pelaku UMKM asal Suralaya. 

Pendamping UMKM Dinas Koperasi (Diskop) & UMKM Kota Cilegon, Nurul Mutmainah di kesempatan tersebut, menyambut optimisme para pelaku UMKM itu. Nurul mengatakan, peran serta pemerintah Kota Cilegon adalah melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM, yang salah satunya dengan menempatkan kader hingga di kelurahan-kelurahan yang tersebar di 43 Kelurahan. 

“Sejumlah metode dalam rangka meningkatkan kwalitas para pelaku UMKM adalah memberikan pembinaan, pelatihan, hingga membantu pemasaran. Dalam hal ini intansi terkait juga dilibatkan,” jelas Nurul di pelatihan yang digelar pada Kamis (02/06).

Nurul menambahkan, sejauh ini pemerintah Kota Cilegon melalui instansi terkait selalu terlibat mulai hal perijinan, meningkatkan kualitas, hingga pemasaran produk UMKM. “Dengan peningkatan kwalitas, secara otomatis pelaku UMKM juga harus melengkapi perijinan, mulai label halal, label layak konsumsi, label edar, dan perijinan lainnya yang sekiranya bisa sebagai pendukung keberlangsungan usaha. Dengan demikian produk-produk yang dihasilnya bisa dipasarkan secara luas,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Cilegon yang hadir sebagai nara sumber memberikan materi terkait keterlibatan perbankan dalam dunia usaha. Perbankan siap membantu pelaku usaha tersebut untuk berkembang. 

”Selain kemampuan dan kerajinan sebagai modal utama, uang adalah salah satu pendukung demi tercapainya kelancaran dalam melaksanakan  kegiatan, jadi program untuk pelaku UMKM BRI memiliki banyak program yakni Kredit Usaha Rakyat atau KUR, dengan bunga pertahunnya kecil dan terjangkau,” kata Pimpinan Cabang BRI Cilegon, Muhammad Sigit Yudanto.

Sigit menyarankan, jika pelaku UMKM melakukan pinjaman ke bank, selayaknya juga mereka bisa mengatur keuangan. Sehingga, uang pinjaman dari bank bisa bergulir untuk kepentingan usaha dan bukan untuk kepentingan pribadi.

 “Supaya bantuan permodalan tepat sasaran, maka pengaturan keuangan harus benar-benar ditata dengan baik, sehingga kegagalan atau bangkrut bisa diminimalisir,” tambahnya.

Salah satu pelaku UMKM warga Suralaya, Yuli, berbagi kisah suksesnya di kesempatan itu. Dia mengungkapkan, tidak mudah untuk menuju sukses. Namun, berkat kegigihan, sejak tahun 2014 dia mulai usaha produksi sambel kretek, kripik pisang, dan mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci,  kini omsetnya mencapai lebih dari sepuluh juta per bulan.

“Perjalanan hampir 8 tahun UMKM sambel kreteg, liku-liku perjalanan bisnis sudah dilalui. Intinya bahwa usaha dagang kalau mau sukses harus ulet, dan terus belajar tanpa pengenal lelah,” kata Yuli memotivasi, para pelaku UMKM lainnya.   

Terhadap pelatihan ini, GM Project PT IRT Steve Adrianto mengatakan bahwa UMKM merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional dan dapat menjadi indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi.  Di Kelurahan Suralaya dan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, potensi pengembangan UMKM sangat besar. Terdapat sekitar 165 UMKM di Kelurahan Suralaya dan 21 UMKM di Kelurahan Lebakgede. 

Steve menguraikan, perkembangan UMKM dapat memperluas lapangan kerja dan memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. 

“PT Indo Raya Tenaga selaku pengembang proyek pembangunan PLTU USC Jawa 9&10 ingin berkontribusi dan menjadi bagian dari pengembangan UMKM di Kota Cilegon khususnya Kelurahan Suralaya dan Lebakgede. Karenanya kami turut melakukan pelatihan pengembangan usaha ini,” kata Steve bersama Kardi Kasiran dari manajemen IRT .

Kegiatan pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada warga di sekitar areal proyek pembangunan PLTU USC Jawa 9&10, yakni Kelurahan Suralaya, Kelurahan Lebakgede, dan Desa Salira mengenai kiat dan langkah memulai usaha sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing pelaku usaha.

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022