Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang, Banten Kholid Ismail meminta pemerintah setempat agar mengoptimalkan pengawasan lalu lintas pengiriman hewan ternak guna mengantisipasi penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Pengoptimalan pengawasan lalu lintas hewan ternak itu perlu dilakukan, karena pemerintah sendiri juga harus mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan keamanan bagi masyarakat," ucap Kholid di Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, dengan pengoptimalan pengawasan terhadap pengiriman hewan yang masuk ke wilayah Kabupaten Tangerang ini harus dipastikan kesehatan hewan dalam kondisi aman yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat tersebut.
"Jadi pastikan masyarakat itu aman dan nyaman. Dan kalau pun Pemda sudah memiliki satgas harus dipastikan bekerja secara profesional sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya," katanya.
Menurutnya, pada saat menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 2022 tentunya permintaan kebutuhan hewan kurban seperti sapi, kerbau dan domba cukup tinggi. Sehingga langkah antisipasi penyebaran wabah PMK harus terus ditingkatkan.
Kemudian, lanjut Kholid, dalam antisipasi itu tim satgas reaksi cepat pencegahan dan pengendalian penyakit yang di bentuk pemerintah setempat harus bekerja secara profesional sesuai tupoksi yang sudah diperintahkan.
"Jangan sampai nanti masyarakat dan para peternak ini menjadi korban adanya PMK ini. satgas yang di bentuk harus bekerja profesional juga," tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya penemuan kasus-kasus baru terkait penyebaran PMK, pemerintah dalam hal ini Pemkab Tangerang juga harus segera mengambil langkah tegas dengan melakukan penghentian sementara penerimaan hewan dari wilayah PMK.
"Kalau nanti satgas itu sudah tau asal hewan yang terkena PMK ini dari mana, kenapa tidak kita hentikan dulu sementara waktu. Dan kita bisa menggunakan hewan ternak dari lokal dulu," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang kembali menemukan sebanyak 25 hewan ternak kasus suspect penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sampel-nya telah di kirim ke Laboratorium Balai Veteriner Subang, Jawa Barat.
"Ya betul, memang kami telah kembali menemukan sejumlah hewan ternak yang dilaporkan memiliki gejala-gejala terkena PMK," ucap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat, Hustri Windayani.
Ia mengatakan, bahwa dari puluhan hewan jenis sapi dan kerbau yang diduga terkena penyakit mulut dan kuku ini, ditemukan saat pemantauan di tempat penampungan ternak yang ada di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang.
"Yang pertama itu kita temukan di Kecamatan Panongan terdapat 7 ekor sapi, Kecamatan Sepatan ada 1 ekor sapi, lalu di Kecamatan Pagedangan 9 ekor sapi, kemudian di Kecamatan Kelapa Dua terdapat 2 ekor sapi dan di Kecamatan Solear ada 6 ekor sapi termasuk kerbau," katanya.
Ia menyebutkan, ke 25 ekor hewan yang terdapat gejala-gejala terkena penyakit PMK ini merupakan hewan kiriman dari beberapa luar daerah seperti Solo Jawa Tengah dan Jonggol Jawa Barat.
Kemudian, pihaknya saat ini telah melakukan penanganan lebih lanjut kepada puluhan hewan ternak tersebut dengan dilakukan pemberian obat serta vitamin untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri yang bersarang di tubuh hewan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
"Pengoptimalan pengawasan lalu lintas hewan ternak itu perlu dilakukan, karena pemerintah sendiri juga harus mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan keamanan bagi masyarakat," ucap Kholid di Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, dengan pengoptimalan pengawasan terhadap pengiriman hewan yang masuk ke wilayah Kabupaten Tangerang ini harus dipastikan kesehatan hewan dalam kondisi aman yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat tersebut.
"Jadi pastikan masyarakat itu aman dan nyaman. Dan kalau pun Pemda sudah memiliki satgas harus dipastikan bekerja secara profesional sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya," katanya.
Menurutnya, pada saat menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 2022 tentunya permintaan kebutuhan hewan kurban seperti sapi, kerbau dan domba cukup tinggi. Sehingga langkah antisipasi penyebaran wabah PMK harus terus ditingkatkan.
Kemudian, lanjut Kholid, dalam antisipasi itu tim satgas reaksi cepat pencegahan dan pengendalian penyakit yang di bentuk pemerintah setempat harus bekerja secara profesional sesuai tupoksi yang sudah diperintahkan.
"Jangan sampai nanti masyarakat dan para peternak ini menjadi korban adanya PMK ini. satgas yang di bentuk harus bekerja profesional juga," tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya penemuan kasus-kasus baru terkait penyebaran PMK, pemerintah dalam hal ini Pemkab Tangerang juga harus segera mengambil langkah tegas dengan melakukan penghentian sementara penerimaan hewan dari wilayah PMK.
"Kalau nanti satgas itu sudah tau asal hewan yang terkena PMK ini dari mana, kenapa tidak kita hentikan dulu sementara waktu. Dan kita bisa menggunakan hewan ternak dari lokal dulu," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang kembali menemukan sebanyak 25 hewan ternak kasus suspect penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sampel-nya telah di kirim ke Laboratorium Balai Veteriner Subang, Jawa Barat.
"Ya betul, memang kami telah kembali menemukan sejumlah hewan ternak yang dilaporkan memiliki gejala-gejala terkena PMK," ucap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat, Hustri Windayani.
Ia mengatakan, bahwa dari puluhan hewan jenis sapi dan kerbau yang diduga terkena penyakit mulut dan kuku ini, ditemukan saat pemantauan di tempat penampungan ternak yang ada di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang.
"Yang pertama itu kita temukan di Kecamatan Panongan terdapat 7 ekor sapi, Kecamatan Sepatan ada 1 ekor sapi, lalu di Kecamatan Pagedangan 9 ekor sapi, kemudian di Kecamatan Kelapa Dua terdapat 2 ekor sapi dan di Kecamatan Solear ada 6 ekor sapi termasuk kerbau," katanya.
Ia menyebutkan, ke 25 ekor hewan yang terdapat gejala-gejala terkena penyakit PMK ini merupakan hewan kiriman dari beberapa luar daerah seperti Solo Jawa Tengah dan Jonggol Jawa Barat.
Kemudian, pihaknya saat ini telah melakukan penanganan lebih lanjut kepada puluhan hewan ternak tersebut dengan dilakukan pemberian obat serta vitamin untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri yang bersarang di tubuh hewan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022