Serang (AntaraBanten) - Permata Kalimaya dan batu fosil merupakan produk unggulan Provinsi Banten, sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Kita terus melakukan pembinaan kepada kelompok perajin permata Kalimaya dan batu fosil untuk meningkatkan kualitasnya," kata petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Banten Chandra di Serang, Rabu.
Ia mengatakan saat ini produk unggulan tersebut sudah mendunia, bersamaan dengan terus meningkatnya permintaan konsumen internasional.
Pihaknya menerima laporan dari perajin bahwa permata Kalimaya dan batu fosil mampu menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan Asean.
Tingginya permintaan pasar dunia itu, menurut dia, karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.
Kelebihan lainnya, kata dia, batu fosil berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad hingga menjadi batuan.
Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan di Jakarta.
Karena itu, kata dia, tidak heran jika batu fosil Lebak telah mendunia.
Begitu pula permata Kalimaya memiliki kelebihan antara lain bersifat optik yang sangat unik, dan mengalahkan permata sejenis dari Australia, Somalia, dan Brazil.
Menurut dia, juga lebih tahan pecah pada suhu dingin maupun panas.
Selain itu, juga warnanya tidak menghilang dan sangat beragam.
Saat ini, warna jenis batu Kalimaya yang diburu pasar dunia adalah jenis opal mulia, opal hitam, opal semi hitam, opal putih, opal hitam kristal dan opal api.
"Saya kira Kalimaya Banten memiliki daya tarik tersendiri, juga pancaran warna pelangi dapat berubah-ubah. Itulah kelebihan permata Banten dibandingan dengan negara lain," katanya.
Dijual ke luar negeri
Menurut dia, saat ini perajin permata Kalimaya dan batu fosil menjual produk mereka ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta.
Disamping ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.
Selain itu, juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.
Harga permata Kalimaya dan batu fosil tersebuy mulai dari Rp1 juta sampai ratusan juta rupiah, tergantung kualitasnya.
"Semua produk unggulan itu tersebar di Kabupaten Lebak," katanya.
Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan pihaknya terus mendorong perajin permata Kalimaya dan batu fosil berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Pemerintah daerah juga terus melakukan promosi-promosi untuk memperkenalkan kerajinan produk unggulan tersebut.
Selama ini, ujar dia, jumlah perajin batu fosil tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp 15 miliar, dengan produksi 4.125 ton per tahun.
Sedangkan, perajin permata Kalimaya sekitar 20 perajin tersebar di Kecamatan Maja, Rangkasbitung, Sajira dan Curugbitung.
"Saya kira permata Kalimaya dan batu fosil memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya.
Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan Batu Fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara.
"Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi, ujarnya.
Ia pun seringkali menampilkan pameran-pameran di Jakarta berkat bantuan pemerintah daerah.
Selama ini pesanan dari pembeli dari Eropa dan Amerika Serikat antara lima sampai 10 paket kursi dan meja.
Selain itu, pihaknya juga banyak permintaan dari negara China, Thailand, Flipina dan Jepang.
"Dengan banyaknya permintaan pasar luar negeri tentu bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
"Kita terus melakukan pembinaan kepada kelompok perajin permata Kalimaya dan batu fosil untuk meningkatkan kualitasnya," kata petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Banten Chandra di Serang, Rabu.
Ia mengatakan saat ini produk unggulan tersebut sudah mendunia, bersamaan dengan terus meningkatnya permintaan konsumen internasional.
Pihaknya menerima laporan dari perajin bahwa permata Kalimaya dan batu fosil mampu menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan Asean.
Tingginya permintaan pasar dunia itu, menurut dia, karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.
Kelebihan lainnya, kata dia, batu fosil berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad hingga menjadi batuan.
Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan di Jakarta.
Karena itu, kata dia, tidak heran jika batu fosil Lebak telah mendunia.
Begitu pula permata Kalimaya memiliki kelebihan antara lain bersifat optik yang sangat unik, dan mengalahkan permata sejenis dari Australia, Somalia, dan Brazil.
Menurut dia, juga lebih tahan pecah pada suhu dingin maupun panas.
Selain itu, juga warnanya tidak menghilang dan sangat beragam.
Saat ini, warna jenis batu Kalimaya yang diburu pasar dunia adalah jenis opal mulia, opal hitam, opal semi hitam, opal putih, opal hitam kristal dan opal api.
"Saya kira Kalimaya Banten memiliki daya tarik tersendiri, juga pancaran warna pelangi dapat berubah-ubah. Itulah kelebihan permata Banten dibandingan dengan negara lain," katanya.
Dijual ke luar negeri
Menurut dia, saat ini perajin permata Kalimaya dan batu fosil menjual produk mereka ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta.
Disamping ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.
Selain itu, juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.
Harga permata Kalimaya dan batu fosil tersebuy mulai dari Rp1 juta sampai ratusan juta rupiah, tergantung kualitasnya.
"Semua produk unggulan itu tersebar di Kabupaten Lebak," katanya.
Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan pihaknya terus mendorong perajin permata Kalimaya dan batu fosil berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Pemerintah daerah juga terus melakukan promosi-promosi untuk memperkenalkan kerajinan produk unggulan tersebut.
Selama ini, ujar dia, jumlah perajin batu fosil tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp 15 miliar, dengan produksi 4.125 ton per tahun.
Sedangkan, perajin permata Kalimaya sekitar 20 perajin tersebar di Kecamatan Maja, Rangkasbitung, Sajira dan Curugbitung.
"Saya kira permata Kalimaya dan batu fosil memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya.
Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan Batu Fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara.
"Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi, ujarnya.
Ia pun seringkali menampilkan pameran-pameran di Jakarta berkat bantuan pemerintah daerah.
Selama ini pesanan dari pembeli dari Eropa dan Amerika Serikat antara lima sampai 10 paket kursi dan meja.
Selain itu, pihaknya juga banyak permintaan dari negara China, Thailand, Flipina dan Jepang.
"Dengan banyaknya permintaan pasar luar negeri tentu bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014