PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) meluncurkan reksa dana indeks FTSE (Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG) yang menggunakan saham-saham pada indeks yang diterbitkan FTSE Russell sebagai aset dasar.
"Ini merupakan Reksa Dana Indeks pertama bagi Mandiri Investasi yang berbasis pada prinsip ESG. Sesuai namanya, indeks tersebut berisi sejumlah emiten yang mengedepankan prinsip kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (environment, social, and governance/ESG)," kata Direktur Utama Mandiri Investasi, Aliyahdin Saugi dalam keterangan tertulis, Selasa.
Baca juga: Menteri Erick minta PTPN wujudkan swasembada gula pasir di 2024
Aliyahdin mengatakan terdapat sejumlah keunggulan yang ditawarkan produk Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG dibanding reksa dana lain diantaranya memberikan imbal hasil investasi setara dengan Indeks FTSE Indonesia ESG yang memiliki kinerja sangat baik relatif terhadap indeks saham lainnya di Indonesia.
Keunggulan lainnya adalah, reksa dana ini juga didesain tidak melakukan ekspos berlebih pada sektor tertentu atau netral. Sehingga tidak ada risiko berupa rotasi sektor di pasar (allocation active risk). Terlebih indeks ini hanya di-rebalancing satu kali dalam setahun. Dengan semua hal tersebut, membuat risiko indeks ini cenderung terkelola dengan baik.
“Dalam lima tahun terakhir, indeks FTSE Indonesia ESG, memberikan kinerja yang lebih unggul dengan tingkat risiko yang mirip jika dibandingkan indeks saham lainnya. Sehingga reksa dana ini sangat cocok bagi investor yang menginginkan return optimal dengan risiko yang terukur dan investor dapat turut serta mendukung terwujudnya dunia usaha yang mengedepankan prinsip ESG,” kata Adi.
Berdasarkan studi yang dilakukan Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 2019, menyimpulkan bahwa saham emiten dengan skor ESG tinggi, cenderung memberikan imbal hasil yang lebih baik dan volatilitas yang lebih rendah.
Data indeks FTSE Indonesia ESG periode tahun 2016-2021 mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 57,56%, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan indeks LQ45 yang berisi saham-saham blue chip, sebesar 38,11%, dan pertumbuhan indeks IDX30 sebesar 41,49%.
Dengan sistem pengelolaan yang transparan, dan biaya yang relatif rendah, membuat Adi optimis bahwa produk investasi terbaru ini akan mendapat sambutan positif dari investor domestik dan asing. Nominal investasi awal bagi investor ritel sebesar Rp100 ribu. Lantas, investasi awal untuk investor institusi sebesar Rp1 miliar.
Bersamaan dengan peluncuran produk reksa dana indeks tersebut, Mandiri Investasi telah menggandeng sejumlah Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan platform online yang mumpuni.
Selain ditawarkan secara langsung kepada investor institusi, kerjasama dengan APERD diharapkan dapat memberikan akses dan kemudahan bertransaksi bagi investor ritel untuk berinvestasi pada Mandiri FTSE Indonesia ESG.
“Kami optimis, dengan tingginya aliran dana investasi asing dan domestik ke pasar modal Indonesia, Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG ini dapat mencapai target dana kelolaan Rp 500 miliar dalam satu tahun pertama,” ucap Adi.
Adi menambahkan, dengan memiliki Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG, investor bersama Mandiri Investasi turut berpartisipasi dalam mendukung terbentuknya pelaku usaha yang ramah lingkungan, peduli terhadap isu sosial dan mengelola bisnisnya dengan tata kelola perusahaan yang baik.
“Saat ini investor ritel dan institusi di equity market semakin kritis dan peduli terhadap isu lingkungan, kepedulian sosial dan tata kelola perusahaan yang layak. Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG dapat menjadi solusi investasi yang tepat bagi investor dengan karakter tersebut,” papar Adi.
Bersamaan dengan peluncuran Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG tersebut, Mandiri Investasi juga menggelar acara sosialisasi melalui webinar, dengan pembicara Riki Frindos, yang merupakan Komisaris Mandiri Investasi sekaligus pakar dan pengamat implementasi ESG di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
"Ini merupakan Reksa Dana Indeks pertama bagi Mandiri Investasi yang berbasis pada prinsip ESG. Sesuai namanya, indeks tersebut berisi sejumlah emiten yang mengedepankan prinsip kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (environment, social, and governance/ESG)," kata Direktur Utama Mandiri Investasi, Aliyahdin Saugi dalam keterangan tertulis, Selasa.
Baca juga: Menteri Erick minta PTPN wujudkan swasembada gula pasir di 2024
Aliyahdin mengatakan terdapat sejumlah keunggulan yang ditawarkan produk Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG dibanding reksa dana lain diantaranya memberikan imbal hasil investasi setara dengan Indeks FTSE Indonesia ESG yang memiliki kinerja sangat baik relatif terhadap indeks saham lainnya di Indonesia.
Keunggulan lainnya adalah, reksa dana ini juga didesain tidak melakukan ekspos berlebih pada sektor tertentu atau netral. Sehingga tidak ada risiko berupa rotasi sektor di pasar (allocation active risk). Terlebih indeks ini hanya di-rebalancing satu kali dalam setahun. Dengan semua hal tersebut, membuat risiko indeks ini cenderung terkelola dengan baik.
“Dalam lima tahun terakhir, indeks FTSE Indonesia ESG, memberikan kinerja yang lebih unggul dengan tingkat risiko yang mirip jika dibandingkan indeks saham lainnya. Sehingga reksa dana ini sangat cocok bagi investor yang menginginkan return optimal dengan risiko yang terukur dan investor dapat turut serta mendukung terwujudnya dunia usaha yang mengedepankan prinsip ESG,” kata Adi.
Berdasarkan studi yang dilakukan Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 2019, menyimpulkan bahwa saham emiten dengan skor ESG tinggi, cenderung memberikan imbal hasil yang lebih baik dan volatilitas yang lebih rendah.
Data indeks FTSE Indonesia ESG periode tahun 2016-2021 mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 57,56%, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan indeks LQ45 yang berisi saham-saham blue chip, sebesar 38,11%, dan pertumbuhan indeks IDX30 sebesar 41,49%.
Dengan sistem pengelolaan yang transparan, dan biaya yang relatif rendah, membuat Adi optimis bahwa produk investasi terbaru ini akan mendapat sambutan positif dari investor domestik dan asing. Nominal investasi awal bagi investor ritel sebesar Rp100 ribu. Lantas, investasi awal untuk investor institusi sebesar Rp1 miliar.
Bersamaan dengan peluncuran produk reksa dana indeks tersebut, Mandiri Investasi telah menggandeng sejumlah Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan platform online yang mumpuni.
Selain ditawarkan secara langsung kepada investor institusi, kerjasama dengan APERD diharapkan dapat memberikan akses dan kemudahan bertransaksi bagi investor ritel untuk berinvestasi pada Mandiri FTSE Indonesia ESG.
“Kami optimis, dengan tingginya aliran dana investasi asing dan domestik ke pasar modal Indonesia, Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG ini dapat mencapai target dana kelolaan Rp 500 miliar dalam satu tahun pertama,” ucap Adi.
Adi menambahkan, dengan memiliki Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG, investor bersama Mandiri Investasi turut berpartisipasi dalam mendukung terbentuknya pelaku usaha yang ramah lingkungan, peduli terhadap isu sosial dan mengelola bisnisnya dengan tata kelola perusahaan yang baik.
“Saat ini investor ritel dan institusi di equity market semakin kritis dan peduli terhadap isu lingkungan, kepedulian sosial dan tata kelola perusahaan yang layak. Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG dapat menjadi solusi investasi yang tepat bagi investor dengan karakter tersebut,” papar Adi.
Bersamaan dengan peluncuran Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG tersebut, Mandiri Investasi juga menggelar acara sosialisasi melalui webinar, dengan pembicara Riki Frindos, yang merupakan Komisaris Mandiri Investasi sekaligus pakar dan pengamat implementasi ESG di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022