Serang (AntaraBanten) - Pemerintah Provinsi Banten terus berupaya meningkatkan produksi cengkih guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kita minta petani terus mengembangkan perkebunan cengkih karena harga di pasaran cukup tinggi hingga mencapai Rp150-170.000/kg," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Provinsi Banten Suyitno di Serang, Rabu.

Ia menyebutkan, saat ini produksi cengkih di Provinsi Banten relatif rendah yakni 4.709 ton/tahun dengan lahan tanaman seluas 13.029 hektare.

Perkebunan cengkih tertinggi di Kabupaten Lebak dengan produksi 2.828 ton dari lahan tanaman 5.969 hektare. Sedangkan, produksi cengkih Kabupaten Pandeglang mencapai 1.466 ton dengan luas tanaman 5.015 hektare.

Sebelumnya, produksi cengkih di dua daerah itu menjadi andalan ekonomi masyarakat. Namun, tahun 1980-an adanya kebijakan pemerintah tentang pengaturan tata niaga cengkih sehingga harga di pasaran anjlok.

Saat itu, kata dia, petani beramai-ramai menebang perkebunan cengkih karena harganya sangat murah dan tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan. Tetapi, saat ini harga cengkih di pasaran cukup tinggi dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat.

Pihaknya berupaya meningkatkan produksi cengkih melalui bantuan benih unggul kepada kelompok-kelompok tani untuk peremajaan.

"Kami mendorong petani bisa mengembangkan perkebunan cengkih karena cukup menjanjikan guna mendongkrak kehidupan yang lebih baik," jelasnya.

Kepala Seksi pengelolaan Pemasaran Hasil Komoditas Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rully Yamella mengatakan saat ini harga bunga cengkih kering  menembus Rp170.000 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp150.000 per kilogram.

Kenaikan harga cengkih tersebut tentu membuat petani lebih bersemangat lagi untuk mengembangkan perkebunan komoditas itu, sebab Kabupaten Lebak merupakan sentra cengkih di Provinsi Banten.

Sebagian besar sentra komoditas cengkih di Kabupaten Lebak yakni Kecamatan Bayah, Cibeber, Malingping, Cilograng, Cijaku, Cigemblong, Cipanas, Sobang, Muncang, Panggarangan, Gunungkencana, Lebak Gedong, dan Bojongmanik.

"Saya kira dengan naiknya harga cengkih di pasaran maka petani secara beramai-ramai mengembangkan kembali perkebunan primadona itu," katanya.

Aman, seorang petani warga Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini telah mengembangkan perkebunan cengkih karena nilai jual di pasaran terus membaik.

"Kami saat ini menanam cengkih sekitar satu hektare karena harganya terus naik," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014