Serang (AntaraBanten) - Perkebunan kelapa dalam hingga kini menjadikan andalan ekonomi petani Banten dengan produksi sebanyak 52.528 ton per tahun dengan luas tanam 92.711 hektare.

"Kita terus mengembangkan perkebunan rakyat guna meningkatkan kesejahteraan juga penyerapan lapangan pekerjaan," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Provinsi Banten Suyitno di Serang, Minggu.

Ia mengatakan, selama ini perkebunan kelapa dalam cukup besar memberikan kontribusi ekonomi bagi petani Banten.

Mereka para petani setiap hari memasok puluhan ton kelapa dalam ke luar daerah dengan menggunakan angkutan truk diesel dan kereta api.

Sebagian besar kelapa dalam tersebut dipasok ke Tangerang dan Jakarta karena permintaan pasar di daerah itu cukup tinggi.

Pemerintah Provinsi Banten terus mengembangkan perkebunan kelapa dalam dengan menyalurkan bantuan benih kepada petani guna mendongkrak pendapatan ekonomi mereka.

Berdasarkan data luas perkebunan kelapa dalam di Provinsi Banten tercatat 92.711 hektare tersebar di Kabupaten Lebak sebanyak 21.701 hektare, Pandeglang 43.993 hektare, Serang 14.202 hektare Tangerang 5.286 hektare, Kota Cilegon 2.066 hektare dan Kota Serang 770 hektare.

Dari luas 92.711 hektare itu mampu produksi 52.528 ton dengan produktivitas 710 kg/hektare.

"Saat ini tertinggi luas tanaman perkebunan kelapa dalam berada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak," ujarnya.

Menurut dia, perkebunan kelapa dalam itu juga menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 389.448 pekerja sehingga dapat mengatasi pengangguran.

Mereka para pekerja di sektor perkebunan kelapa dalam mulai petugas pemelihara tanaman, pemetik buah, buruh panggul dan sopir.

"Kami merasa terbantu dengan adanya perkebunan kelapa dalam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Ditempat terpisah,  Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengaku saat ini jumlah populasi perkebunan kelapa dalam milik masyarakat tercatat 21.701 hektare tersebar di 28 kecamatan.

Perkebunan kelapa dalam, kata dia, tumbuh di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak.

Mereka mengembangkan budi daya perkebunan tersebut sejak turun temurun, karena bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pihaknya terus mendorong masyarakat agar mengembangkan perkebunan kelapa dalam, selain tanaman palawija maupun padi sawah.

Sebab budidaya kelapa dalam dapat mensejahterakan masyarakat juga bisa menekan kemiskinan.

"Saya kira usaha budidaya kelapa dalam sebagai andalan petani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," katanya

Sementara itu, Ahmad, petani Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa dirinya memasok kelapa dalam ke luar daerah selain milik kebun sendiri juga menampung dari petani.

Sebab komoditas kelapa dalam di Lebak belum pernah mengalami kehabisan.

Hampir setiap hari produksi kelapa dalam bisa menghasilkan pendapatan ekonomi petani karena bisa dijual ke pedagang penampung di masing-masing daerah.

Karena itu, komoditas kelapa dalam Lebak sangat cocok untuk bahan makanan campuran, seperti aneka kuliner dan  sayuran.

Bahkan, banyak pabrik makanan biskuit maupun roti di Tangerang menggunakan campuran kelapa dalam Lebak.

"Kami setiap hari menjual kelapa dalam mencapai puluhan juta rupiah," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014