Serang (AntaraBanten) - Provinsi Banten melalui Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan akan mencanangkan "beras analog", yaitu salah satu jenis beras berbahan baku singkong, tepung sagu, jagung dan umbi-umbian dan sumber karbohidrat lainnya guna meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Sebab, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten Agus M Tauhid di Serang, Kamis, beras dari padi sebagai makanan pokok utama masyarakat Banten tidak mungkin diharapkan selalu tersedia maksimal pada tahun-tahun mendatang.

"Kita tahu selama ini andalan kita adalah padi sebagai bahan makanan pokok, namun kondisi lahan yang tidak bertambah, sementara jumlah manusia terus tumbuh setiap tahunnya, maka tidak ada jalan lain perlu dilakukan diversifikasi pangan," kata Agus Tauhid.

Untuk memasyarakatkan beras analog tersebut, pihaknya pada tahun 2015 kembali melaksanakan "lomba cipta menu" seperti telah dilaksanakan baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota.

Kegiatan itu sebagai upaya memperkenalkan kepada masyarakat bahwa pangan lokal dari singkong atau jagung juga bisa diandalakan untuk menggantikan makanan dari beras (padi).

Selain "lomba cipta menu" BKPP Banten juga berencana menggelar "Gerai Malam Lokal" yang diadakan di tempat seperti pasar modern dan di hotel-hotel, dengan menampilkan berbagai jenis makanan yang terbuat dari bahan bukan beras.

"Kami juga mengimbau anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) se-Banten agar dihotelnya untuk menghidangkan makanan agar menyelipkan makanan berbahan lokal, sekaligus menyediakan tempat untuk demo memasak untuk dipertunjukkan kepada tamu-tamu hotel," katanya.

Kegiatan lain, kata Agus Tauhid, memberikan edukasi kepada siswa-siswa di sekolah dan berkoordinasi dengan kepala dinas pasar untuk memastikan ketersediaan pangan tersebut, termasuk di kios-kios.

Beras analog merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian untuk mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap beras padi dan tepung terigu.  

Beras analog ini menjadi salah satu bentuk pangan alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan pangan, baik itu dalam hal penggunaan sumber pangan yang baru maupun proses diversifikasi atau penganekaragaman pangan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014