Jakarta (Antara News) - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan isi ulang (top up) e-toll card sebaiknya dapat diperluas kepada beberapa bank agar masyarakat lebih banyak yang menggunakannya.


"Pihak perbakan harus menjadikan sistem e-toll card ini berfungsi baik dan dirancang khusus bagi layanan jalan tol," kata Sudaryatmo di Jakarta, Senin.

Sudaryatmo mengingatkan Peraturan Bank Indonesia sudah jelas tidak membolehkan ekslusivitas terhadap kartu akses fasilitas publik seharusnya penyelenggara jalan tol dapat membicarakan hal ini kepada Bank Mandiri.

Ia mengatakan pertumbuhan penggunaan kartu tol elektronik (e-toll card) sangat rendah pada pertengahan tahun 2014 tidak sampai 40 persen seharusnya fakta ini dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan negosiasi ulang.

"Saya dapat memahami beberapa operator tol sudah terlanjur mengikat kontrak  perjanjian dengan Bank Mandiri dalam mengoperasikan kartu tol elektronik, tetapi hal itu sebenarnya dapat diselesaikan," ujar Sudaryatmo.

Menurut dia, kalau pengoperasian e-toll card itu belum mencapai 10 tahun sesuai kontrak perjanjian maka para operator tinggal menyelesaikan kompensasi¿ dari sisa waktunya, sehingga akses isi ulang dapat dibuka melalui beberapa bank.

"Kan tidak semua orang memiliki ATM Mandiri, meskipun sudah ada layanan melalui salah satu merek swalayan, masa kita harus berkunjung dulu untuk isi ulang ke swalayan tersebut sangat tidak praktis. Ini yang membuat masyarakat enggan menggunakan e-toll card," kata Sudaryatmo.

Sudaryatmo mengatakan sekarang ini kartu Trans Jakarta maupun Komuter Line sudah dapat diakes melalui beberapa bank sehingga penggunanya bertambah banyak, jadi hal ini sebenarnya juga dapat diaplikasikan e-toll card.

Dikatakannya, apabila persoalan top up sudah dapat diselesaikan tinggal memperkaya fitur yang ada di kartu tersebut misalnya tidak hanya semata-mata untuk transaksi tol tetapi juga dapat dipergunakan untuk berbelanja atau membeli BBM di tempat istirahat jalan tol.   

"Tetapi dengan fitur yang banyak harus dijamin fungi alat sensor pembayaran tol berfungsi baik," ujarnya.

Sudaryatmo mendesak Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar dapat menjembatani dalam melakukan negosiasi antara operator jalan tol dengan Bank Mandiri.

"Penyelesaiannya bisa dilakukan secara bisnis (b to b) atau difasilitasi BPJT. Saya rasa tidak ada kendala untuk mencapai kesepakatan karena menyakut layanan umum," ujar dia.

Selain itu, penggunaan kartu tol elektronik ini, kata Sudaryatmo, harus mulai diintegrasikan kepada seluruh jaringan jalan tol, tidak lagi hanya diterapkan pada ruas-ruas tertentu saja¿.

"Kalau sekarang ini kan baru terbatas tol dalam kota yang dikelola BUMN  PT Jasa Marga serta ada beberapa operator dikelola swasta, namun kalau aplikasinya sudah diseluruh jaringan jalan tol pasti peminatnya akan meningkat," ujar Sudaryatmo lagi.

 Salah satu kendala penggunaan e-toll card saat ini pengguna seringkali kesulitan untuk isi ulang karena kartu mudah error (rusak), jaringan layanan isi ulang terbatas hanya pada swalayan tertentu, serta akses isi ulang ke bank juga terbatas hanya satu bank saja, ditambah transaksi elektronik hanya bisa dilakukan diruas tertentu saja.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014