Serang (AntaraBanten) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Banten memastikan tidak ada kelangkaan elpiji 3 Kg sebagai dampak dari kenaikan elpiji 12 Kg.

"Selama ini kami tidak melihat terjadinya perpindahan pengguna elpiji 12 Kg ke 3 kg akibat kenaikan harga. Kami melihat ini biasa-biasa aja, tidak terjadi kelangkaan juga," kata pengurus Hiswana Migas Provinsi Banten Rahmat Halim di Serang, Jumat.

Ia mengatakan, memang terjadi sedikit dampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg tersebut, karena selama dua hari terjadi penurunan permintaan atau penjualan elpiji 12 Kg. Namun demikian, biasanya hal tersebut hanya berlangsung beberapa hari saja dan selanjunya akan normal kembali.

Sedangkan kemungkinan terjadinya migrasi pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg tidak akan terjadi, karena pada umumnya pengguna elpiji 12 kg adalah keluarga yang mampu secara ekonomi. Hal ini berbeda dengan masyarakat pengguna elpiji 3 kg karena secara umum adalah masyarakat kurang mampu.

"Termasuk kalangan usaha seperti rumah makan, saya kira mereka akan lebih efesien menggunakan elpiji 12 kg dibanding 3 kg, jika dihitung secara teknis," katanya.

Rahmat Halim mengatakan, selama ini penggunaan atau kuota elpiji 3 kg di Banten rata-rata setiap bulan mencapai 7,5 juta tabung. Sedangkan kuota elpiji 12 kg sekitar 500 ribu sampai 600 ribu tabung setiap bulannya.

"Saya rasa tidak akan terjadi migrasi penggunaan elpiji 12 ke 3 kg. Sebab kalau orangnya menyadari, elpiji 3 kg itu untuk masyarakat kurang mampu," kata penasehat Hiswana Migas Provinsi Banten tersebut. 

Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten bersama pihak terkait memperketat pengawasan penggunaan elpiji 3 kg terkait kenaikan harga elpiji 12 kg. 

"Kami khawatir dampak kenaikan elpiji 12 kg akan terjadi migrasi besar-besaran penggunaan elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg. Ini akan berdampak terjadinya kelangkaan, karena kuotanya belum ada penambahan," kata Kepala Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten Nana Suryana.

Nana mengatakan, kenaikan harga gas elpiji 12 kg menjadi sebesar Rp114.300 per tabung oleh PT Pertamina, dikhawatirkan masyarakat akan berbondong-bondong beralih menggunakan gas elpiji dari 12 kg ke gas elpiji 3 kg, karena dinilai lebih ekonomis terutama bagi kalangan industri atau kalangan usaha.

Nana mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan peredaran gas elpiji 3 kg di Banten, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina, Hiswana Migas, dan kabupaten/kota.

"Kita juga akan lakukan pengawasan bersama dengan kabupaten/kota terutama pada titik-titik agen dan pangkalan. Upaya tersebut dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg di lapangan," kata Nana.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014