Serang (AntaraBanten) - Produksi kacang kedelai di  Provinsi Banten ditargetkan 9.754 ton per musim panen dari luas tanaman sebanyak 7.236 hektare pada 2014.

"Kami terus bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas karena saat ini kedelai masih didatangkan dari impor," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Kanim Diarna di Serang, kamis.

Ia mengatakan saat ini semangat petani untuk mengembangkan  budi daya tanaman kedelai cukup tinggi karena memberikan dampak positif terhadap pendapatan ekonomi petani.

Permintaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tahu dan tempe relatif tinggi.

Selain itu harga kedelai di pasaran cukup baik antara kisaran Rp7.500-8.000/kg.

Pemerintah Provinsi Banten terus mendorong usaha tersebut dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kami yakin ke depan Provinsi Banten menjadi daerah swasembada kedelai," ujarnya. 

Ia menyebutkan, benih kedelai yang dikembangkan petani yakni jenis varietas Anjasmoro,  Grobogan, Jawa Tengah, dengan produktivitas 2,27 ton per hektare.

Kelebihan varietas tersebut tahan kering dan mudah beradaptasi pada kondisi daerah setempat, sehingga dapat tumbuh dengan subur, pada musim hujan dan daerah irigasi.

Apalagi varietas itu sudah memiliki sertifikasi dari Balai Sertifikasi Kementerian Pertanian dan tidak mungkin gagal lagi.

Saat ini, produksi kedelai di Provinsi Banten mencapai 9.754 ton per musim dengan luas tanam 7.236 hektare.

Dari 9.754 ton itu dengan rata-rata produksi sebesar 1,34 ton per musim panen.

"Kami berharap petani terus mengembangkan tanaman kedelai guna meningkatkan pendapatan ekonomi petani," ujarnya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Yuntani mengatakan saat ini petani terus mengembangkan tanaman kedelai karena permintaan pasar meningkat.

Pengembangan kedelai tersebut merupakan terobosan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi petani.

"Saya yakin pengembangan budi daya tanaman kedelai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal," ujarnya.

Yuntani mengaku selama ini petani masih kurang berminat pengembangan budidaya tanaman kedelai karena umumnya petani di sini masih melirik tanaman padi.

Pihaknya mendorong petani agar dapat mengubah pola tanam dari tanaman padi ke palawija.

Saat ini, petani perlu mendapat perhatian dan pembinaan serius dari Dinas Pertanian untuk mengubah budaya tanam tersebut.

Sebab jika setahun terus menerus ditanami padi sawah dipastikan mudah terserang berbagai penyakit hama.

"Kami minta petani setelah musim panen padi diganti dengan pola tanam kacang kedelai," ujarnya.

Yuntani menyebutkan, petani kacang kedelai yang sudah berhasil mengembangkan tanaman tersebut saat ini di antaranya di Kecamatan Maja,Cilograng, Panggarangan, Bayah dan Banjarsari.

Mereka setiap tahun hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar tingkat kecamatan dan belum menjadikan sentra produksi kacang kedelai.

"Kami terus mendorong petani agar dapat meningkatkan produksi kedelai," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014