Sejumlah pedagang takjil pada Ramadhan 1443 Hijriah di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dipadati pembeli untuk memenuhi keperluan makanan berbuka puasa.
"Kami puasa hari kedua ini merasa kewalahan melayani pembeli, " kata Nani (45) seorang pedagang takjil di Jalan Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin.
Baca juga: Humas Polda: Ledakan di Cimanggu, Pandeglang dari bom ikan bukan aksi terorisme
Baca juga: Humas Polda: Ledakan di Cimanggu, Pandeglang dari bom ikan bukan aksi terorisme
Mereka pembeli makanan takjil untuk berbuka puasa juga di antaranya terdapat warga dari Pandeglang dan Serang.
Para pedagang di sini dipadati pembeli mulai pukul 15.00 WIB sampai puku 17.30 WIB hingga menimbulkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Multatuli Rangkasbitung.
Mereka puluhan pedagang takjil itu menggelar aneka makanan di sekitar ruas Jalan Multatuli Rangkasbitung dengan membuat tenda.
"Kami berjualan takjil setiap Bulan Ramadhan dan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp300 ribu permukaan hari dari modal Rp1,5 juta, " katanya menjelaskan
Aminah (45) seorang pedagang takjil di Jalan Sunankalijaga Rangkasbitung mengaku bahwa dirinya berjualan hanya pada Bulan Ramadhan untuk membantu ekonomi keluarga.
Pengalaman tahun lalu setiap hari bisa menghasilkan keuntungan Rp200 ribu/ hari dengan modal Rp1,1 juta.
"Saya kira omzet pendapatan itu tidak jauh dengan tahun lalu," katanya.
Keuntungan sebesar itu, dirinya merasa terbantu ekonomi keluarga, sehingga bisa menyisihkan hasil berjualan tersebut.
"Saya kira Bulan Ramadhan itu membawa berkah, karena usahanya laku dan setiap hari habis," katanya.
Ia mengatakan, pedagang takjil untuk berbuka puasa itu menyediakan aneka makanan mulai kuliner, sayur mayur, lauk pauk, daging, kolak, nasi merah, gado-gado, asinan, jus es, bubur sumsum dan minuman manis.
Selain itu juga pedagang takjil menjual khas makanan tradisional, seperti bugis, dadargulung, papais, pasung, jojorong dan lainnya.
Adapun, kata dia, harga yang dijual makanan takjil dari Rp1.000 sampai Rp50 ribu.
"Kami berjualan takjil itu hasil produksi sendiri juga sebagian mengambil dari orang lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan sebagian besar para pedagang takjil itu para pelaku UMKM dan mereka memiliki kualitas juga higienis dalam produksinya.
Selain itu juga mereka menjual produksinya melalui digitalisasi secara online.
"Kami membina pelaku usaha itu agar tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022