Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia hanya memiliki waktu sekira dua tahun saja untuk mengakselerasi perkembangan sumber daya manusia (SDM) demi mengoptimalkan bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030-2035.
Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi minta KY buat langkah progresif untuk atasi kekurangan hakim
"Saya membayangkan kita ini punya waktu urusan SDM untuk mengejar itu hanya punya waktu dua tahun," kata Presiden dalam acara yang disiarkan langsung di kanal YouTube resmi UNS tersebut.
Menurut Presiden dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat harus diikuti program pendidikan yang dinamis, cepat dan riset yang berkesesuaian dengan tantangan zaman.
Dalam waktu dua tahun tersebut, segenap institusi pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk berani melakukan perubahan.
"Kita berani berubah ndak dalam dua tahun ini? Kalau ndak, nanti di dalam bonus demografi 2030-2035 habis kita kalau kita enggak cepat berubah," kata Presiden.
"Saya sudah berhitung, berkalkulasi dengan para menteri kita, kita hanya punya kesempatan berubah dua tahun ini, karena muncul bonus demografinya di 2030-2035," ujarnya menambahkan.
Di antara perubahan yang memerlukan akselerasi tersebut, Presiden menyebut SDM digital atau digital talent sebagai salah satu aspek yang patut diperhatikan.
Antara lain di dalamnya mencakup kecerdasan artifisial (AI), komputasi awan (cloud computing), digital design, digital marketing dan block chain.
Oleh karena itu Presiden menyampaikan dukungannya atas salah satu kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yakni Kampus Merdeka.
Menurut Presiden, program Kampus Merdeka bisa menjadi salah satu pemicu perubahan-perubahan yang dibutuhkan dalam akselerasi perkembangan SDM guna mengoptimalkan bonus demografi tersebut.
"Saya senang mahasiswa sekarang bisa belajar di industri satu semester. Artinya apa? Industri menjadi bagian dari universitas. Ada matching fund yang dibiayai oleh kementerian, ada target 10 ribu praktisi dari industri ditarik ke kampus. Ini nanti akan men-trigger perubahan-perubahan itu," kata Kepala Negara.
Selain memberi pengarahan, Presiden juga menyempatkan diri meresmikan UNS Tower Gedung Ki Hadjar Dewantara.
Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-46, UNS juga menyampaikan penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Bhakti Upa Baksana kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas kontribusinya dalam kebijakan fiskal yang berkeadilan di tengah pandemi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi minta KY buat langkah progresif untuk atasi kekurangan hakim
"Saya membayangkan kita ini punya waktu urusan SDM untuk mengejar itu hanya punya waktu dua tahun," kata Presiden dalam acara yang disiarkan langsung di kanal YouTube resmi UNS tersebut.
Menurut Presiden dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat harus diikuti program pendidikan yang dinamis, cepat dan riset yang berkesesuaian dengan tantangan zaman.
Dalam waktu dua tahun tersebut, segenap institusi pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk berani melakukan perubahan.
"Kita berani berubah ndak dalam dua tahun ini? Kalau ndak, nanti di dalam bonus demografi 2030-2035 habis kita kalau kita enggak cepat berubah," kata Presiden.
"Saya sudah berhitung, berkalkulasi dengan para menteri kita, kita hanya punya kesempatan berubah dua tahun ini, karena muncul bonus demografinya di 2030-2035," ujarnya menambahkan.
Di antara perubahan yang memerlukan akselerasi tersebut, Presiden menyebut SDM digital atau digital talent sebagai salah satu aspek yang patut diperhatikan.
Antara lain di dalamnya mencakup kecerdasan artifisial (AI), komputasi awan (cloud computing), digital design, digital marketing dan block chain.
Oleh karena itu Presiden menyampaikan dukungannya atas salah satu kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yakni Kampus Merdeka.
Menurut Presiden, program Kampus Merdeka bisa menjadi salah satu pemicu perubahan-perubahan yang dibutuhkan dalam akselerasi perkembangan SDM guna mengoptimalkan bonus demografi tersebut.
"Saya senang mahasiswa sekarang bisa belajar di industri satu semester. Artinya apa? Industri menjadi bagian dari universitas. Ada matching fund yang dibiayai oleh kementerian, ada target 10 ribu praktisi dari industri ditarik ke kampus. Ini nanti akan men-trigger perubahan-perubahan itu," kata Kepala Negara.
Selain memberi pengarahan, Presiden juga menyempatkan diri meresmikan UNS Tower Gedung Ki Hadjar Dewantara.
Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-46, UNS juga menyampaikan penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Bhakti Upa Baksana kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas kontribusinya dalam kebijakan fiskal yang berkeadilan di tengah pandemi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022