Pandeglang (AntaraBanten) - Masyarakat Menes Kabupaten Pandeglang, Banten, hingga kini masih melestarikan tradisi "adu beduk" selama bulan suci Ramadhan.

"Adu beduk ini merupakan peninggalan penyebar Islam di Menes untuk meramaikan suasana makan sahur," kata tokoh masyarakat Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis.

Ia mengatakan, selama Ramadhan antarkampung di Kecamatan Menes sangat ramai "adu beduk" yang dimulai pukul 02.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB.

Mereka adu beduk itu sejumlah masyarakat berkeliling antarkampung untuk membangunkan makan sahur secara tepat waktu.

Bunyi pukulan beduk dari kampung ke kampung saling berkumandang sambil membaca shalawat Nabi.

Bahkan, warga Desa Cilaban Bulan, Kananga, dan Kadu Ronyok, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, memiliki group seni penabuh beduk dan sering tampil di pesta-pesta hajatan masyarakat.

Setiap rombongan membawa antara 15 sampai 20 orang penabuh dengan berkeliling sambil memainkan alat musik tersebut.

"Jika saat berkeliling kampung bertemu dengan penabuh dari kampung lain, kami bergabung untuk menabuh beduk dan kentongan itu," katanya.

Menurut dia, tradisi seni adu beduk dilakukan hanya saat bulan puasa yang intinya membangunkan warga untuk makan sahur.     Selain itu, tradisi adu beduk selain seni juga melakukan syiar agama Islam di daerah Banten.

"Saya kira seni adu beduk di sini sudah ada sejak turun temurun dan hingga kini warga masih mempertahankanya," ujarnya.

Rijal, seorang penabuh beduk dari Desa Cilaban Bulan, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, mengaku hingga kini warganya masih melestarikan tradisi adu baduk antar kampung itu.

Suara beduk dan kentongan itu menjadi hiburan bagi warga yang sedang menikmati makan sahur dan membangunkan mereka yang masih tidur untuk segera makan sahur.

Beduk yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi dan kentongan dari bambu jika ditabuh menghasilkan suara dengan irama yang indah.

"Kami sangat senang jika bulan puasa menabuh beduk dan kentongan, karena suasana kampung menjadi ramai," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014