Warga korban bencana tanah bergerak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten akan menggunakan gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) di daerah setempat sebagai tempat pengungsian, sehubungan curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.
"Kami berharap warga yang tinggal di tenda pengungsian nanti menempati ruangan kelas di MTs itu, " kata Wakil Ketua Penasehat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak, H Emang Hidayat di Lebak, Senin.
Baca juga: Pasien isolasi COVID-19 di Kabupaten Lebak berkurang 142 kasus
Baca juga: Pasien isolasi COVID-19 di Kabupaten Lebak berkurang 142 kasus
Relawan Tagana sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama, Kepala Desa, BPBD Lebak dan kepala madrasah.
Saat ini, warga yang tinggal di tenda pengungsian mengeluhkan, karena hampir setiap hari dilanda curah hujan.
Mereka tinggal di tenda pengungsian itu terkadang kebocoran dan kedinginan, sehingga perlu dilakukan pengalihan dari tenda ke gedung madrasah.
"Kami ingin semua warga tinggal di tenda pengungsian untuk menghindari berbagai serangan penyakit, " katanya menjelaskan.
Kepala Desa Curugpanjang Kabupaten Lebak Tadi mengatakan pihaknya setuju masyarakat yang tinggal dibtenda pengungsian sebanyak 60 jiwa ke gedung madrasah.
Gedung madrasah sangat layak untuk tinggal warga yang terdampak bencana tanah bergerak.
Mereka tinggal di gedung madrasah, selain tidak kebocoran juga relatif layak.
"Kami sebelum masyarakat tinggal di relokasi untuk sementara tinggal di gedung madrasah, mengontrak dan tinggi di rumah kerabat, " katanya menjelaskan.
Sementara itu, Murti (50) warga di pengungsian mengaku bahwa dirinya mendukung tinggal di gedung madrasah karena saat ini dilanda hujan dan kebocoran tinggal di tenda itu.
Kami berharap besok bisa tinggal di gedung madrasah, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022