Permintaan krey sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkat sehingga menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu meningkat dua kali lipat.
 
"Kami bisa menjual sebanyak 300 krey dari sebelumnya 150 krey, karena meningkatnya pdrmit itu, " kata Rohayati (45) warga Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Sabtu.

Baca juga: BPBD Lebak libatkan PVMBG Bandung untuk teliti bencana pergerakan tanah
 
Meningkatnya permintaan krey itu sehubungan curah hujan terjadi beberapa bulan terakhir itu. Kebanyakan perajin krey itu dijual ke penampung dari Tangerang, Serang dan Cilegon.
 
Mereka penampung itu membeli kerajinan krey di tingkat perajin dengan harga Rp20 ribu per lembar.
 
"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet Rp6 juta per bulan dengan produksi 300 lebar atau meningkat dari sebelumnya 150 lembar dengan pendapatan Rp3 juta," kata Rohayati.
 
Begitu juga perajin lainnya Anda (45) mengaku bahwa dirinya kini merasa kewalahan melayani permintaan pasar sehingga dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga. Produksi kerajinan krey di sini sudah berjalan 15 tahun dan ditampung oleh pedagang dari luar daerah.
 
"Kami saat ini mampu memproduksi 300 lembar dengan harga Rp 20 ribu per lembar sehingga menghasilkan pendapatan Rp 6 juta, padahal sebelumnya Rp3 juta per bulan, " katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan selama ini, permintaan krey sawit cenderung meningkat karena beberapa bulan terakhir curah hujan meningkat. Biasanya, krey sawit itu digunakan masyarakat untuk perlindungan ruangan agar tidak terkena air hujan juga kepanasan dari terik matahari.
 
Berkembangnya perajin krey sawit itu tentu dapat menggulirkan pendapatan ekonomi masyarakat, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik dan sejahtera.
 
"Dulu di kampung ini kehidupan ekonomi warga sangat minim, namun berkembangnya kerajinan krey dapat meningkat kesejahteraan, " katanya menambahkan.
 
Toto (50) perajin krey warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku produksi krey sawit itu memanfaatkan limbah pelepah kelapa sawit yang dibuang pihak perkebunan dan dijual ke penampung.
 
Saat ini, para perajin merasa kewalahan untuk melayani permintaan, terlebih curah hujan cenderung meningkat.
 
"Kami sangat dengan memproduksi kerajinan krey sawit, sehingga menyumbangkan perekonomian keluarga sekitar Rp6-8 juta/bulan," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan, sebelumnya usaha kerajinan krey sawit yang berkembang itu bagian rintisan pengembangan ekonomi lokal dengan melakukan pembinaan dan pelatihan ketrampilan.
 
Mereka dibina dan dilakukan pelatihan krey sawit karena potensi bahan baku terdapat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit PTPN VIII.
 
Masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Leuwidamar dan Cileles.
 
Saat ini, perajin krey sawit yang tergabung paguyuban tercatat 290 perajin dan tersebar di Desa Rangkasbitung Timur dan Pasir Tanjung Kabupaten Lebak.
 
Perguliran keuangan perajin krey sawit mencapai ratusan juta rupiah per bulan dengan produksi rata-rata 200-300 lembar per anggota. "Kami mendorong kerajinan krey terus berkembang dan berharap bisa ekspor, ' katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022