Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menargetkan angka tanam sepanjang Februari 2022 seluas 5.000 hektare guna mendukung produksi pangan di tengah pandemi COVID-19.
 
"Kita mengapresiasi saat ini angka tanam melebihi target hingga 6.500 hektare pada Februari 2022, " kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian ( Distan) Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu.

Baca juga: Tokoh Banten dukung Muhaimin usulan penundaan Pemilu 2024
 
Pemerintah daerah terus menggenjot produksi pangan untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat, terlebih terdampak pandemi.
 
Selama ini, kata dia, Kabupaten Lebak menjadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten dengan angka tanam seluas 130 ribu hektare per tahun dengan indeks pertanaman 2,5 kali musim tanam per tahun.
 
Karena itu,produksi pangan tersebut,selain memenuhi konsumsi masyarakat lokal yang berpenduduk 1,2 juta jiwa juga dipasok ke luar daerah.
 
Dengan demikian,pihaknya meminta petani yang panen Januari 2022 bisa kembali melakukan percepatan tanam, terlebih curah hujan cukup tinggi.
 
Mereka petani di sini kebanyakan lokasi areal persawahan tidak memiliki infrastruktur jaringan irigasi.
 
Apabila musim hujan maka petani Kabupaten Lebak melakukan percepatan tanam untuk membantu pasokan air itu.
 
"Kami optimistis percepatan tanam itu dapat meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Lebak, " katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, pemerintah daerah menargetkan angka tanam pada Februari 2022 seluas 5.000 hektare, namun sampai saat ini terealisasi melebihi target.
 
Mereka petani sibuk melakukan gerakan percepatan tanam dengan benih bersertifikat hijau di antaranya benih Varietas Ciherang, Inpari hingga Pajajaran.
 
Penggunaan benih bersertifikat hijau itu hanya 110 hari setelah tanam sudah memasuki panen.
 
"Jika sekarang tanam maka bisa dipanen akhir April 2022," kata Deni alumni IPB itu.
 
Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan gerakan percepatan tanam di sini sudah mencapai 200 hektare, bahkan di antaranya terdapat pertanaman 30 hari setelah tanam.
 
Perkembangan pertumbuhan tanaman padi kondisinya hijau karena pengetahuan anggotanya itu sudah memiliki kompetensi di bidang pertanian pangan.
 
Karena itu, petani di sini gagal panen relatif kecil, karena penanaman padinya dilakukan dengan pola legowo dan pupuk imbang antara organik dan non organik.
 
"Kami setiap bulan bisa memproduksi beras sekitar 30 ribu ton per bulan dengan anggota 120 petani dan setiap hektare petani bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp25 juta per hektare " katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022