Ratusan warga Kabupaten Lebak Provinsi Banten terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan empat di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Seksi Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Rohmat di Lebak, Senin, mengatakan jumlah warga yang terserang DBD sejak awal 2022 hingga kini tercatat 112 orang dan empat meninggal dunia.
Baca juga: Pasien aktif COVID-19 di Lebak 1.022 orang
Baca juga: Pasien aktif COVID-19 di Lebak 1.022 orang
Sebanyak 112 kasus DBD itu tersebar di 13 kecamatan yaitu Rangkasbitung 49 kasus (4 meninggal ), Cibadak 20 kasus, Kalanganyar 11 kasus, Cibeber 5 kasus, Cimarga 5 kasus, Curugbitung 4 kasus.
Selain itu Sajira 4 kasus, Warunggunung 4 kasus, Maja 4 kasus, Cileles 3 kasus, Cipanas 1 kasus, Cikulur 1 kasus dan Sobang 1 kasus.
Selain itu Sajira 4 kasus, Warunggunung 4 kasus, Maja 4 kasus, Cileles 3 kasus, Cipanas 1 kasus, Cikulur 1 kasus dan Sobang 1 kasus.
"Semua pasien DBD itu ditangani tenaga medis di puskesmas dan sejumlah rumah sakitdan," katanya.
Menurut dia, penyebaran DBD di Kabupaten Lebak sejak Januari 2022 hingga kini melonjak sehubungan bersamaan dengan musim hujan.
Kondisi musim hujan berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty sebagai penyebar virus DBD.
Pihaknya meminta masyarakat bergotong royong melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN) dan melakukan 3M (mengubur, menguras, menutup).
Gerakan PSN dan 3M dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit yang mematikan itu, karena dapat mematikan jentik-jentik nyamuk dibandingkan penyemprotan atau pengasapan.
"Kami berharap masyarakat dapat melakukan Gerakan PSN dan 3 M untuk mencegah penularan DBD," kata Rohmat.
Ia mengatakan penyebab munculnya penyebaran penyakit DBD itu karena kondisi lingkungan banyak sampah sehingga air hujan tidak menyentuh tanah dan berkembangbiak nyamuk Aedes Aegepty pada kaleng bekas, ban maupun barang bekas.Biasanya, kata dia, penyebaran DBD itu pada lingkungan padat penduduk, seperti di 13 kecamatan itu.
"Kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan pencegahan penyakit DBD itu agar masyarakat waspada, terlebih curah hujan meningkat," katanya menjelaskan.
"Saya menilai untuk memutus mata rantai penyebaran DBD itu melalui PSN," ujarnya.
"Saya menilai untuk memutus mata rantai penyebaran DBD itu melalui PSN," ujarnya.
Sementara itu, Teguh (45) warga Perumahan Palaton Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa keponakannya yang berusia balita kini tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung karena terserang DBD.
"Kami merasa lega saat ini kondisi tubuh pasien itu cukup membaik," kata Teguh.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022