Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan kepada semua pejabat di lingkungan Kementerian Sosial untuk melakukan percepatan pencairan dan pemanfaatan bantuan sosial (bansos) di seluruh tanah air. Atas arahan tersebut, Sekretaris Ditjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Beny Sujanto melakukan kunjungan kerja di Kota Cilegon Banten, untuk menindaklanjuti arahan Mensos.
Hari ini, ditetapkan dua lokasi yang menjadi titik kunjungan yakni kantor Bank Mandiri Kota Cilegon di Jl Letjen Suprapto dan E-Warong Cibeber Makmur, di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Cibeber.
Di lokasi pertama diundang untuk mencairkan bantuan sebanyak 939 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan di lokasi kedua sebanyak 404 KPM. Tentu saja, kedatangan KPM diatur sedemikian rupa untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid 19.
Pencairan bansos yang dilakukan hari ini adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako Reguler, BPNT/Kartu Sembako PPKM dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Dalam kesempatan tersebut, Benny menyatakan bahwa kegiatan pencairan dan pemanfaatan bansos berjalan lancar. “Secara umum berjalan lancar. Setelah diproses oleh petugas, KPM yang belum mencairkan dan memanfaatkan bantuannya, tinggal 493 KPM,” kata dia di kantor Bank Mandiri Kota Cilegon (11/02).
Benny juga meminta dukungan semua pihak termasuk pemda untuk dapat menggunakan berbagai fasilitas yang memungkinkan salur bansos mendekati lokasi tinggal KPM. Apakah itu kantor camat, kantor desa/lurah, atau fasilitas lain yang memungkinkan.
Dari pengalaman di beberapa daerah, kebanyakan kurangnya akselerasi salur bansos terkait dengan bagaimana menjangkau kelompok rentan yakni lanjut usia dan penyandang disabilitas. Di Cilegon, Benny juga menemukan kasus serupa.
“Jadi yang belum dapat mencairkan bantuan ini adalah mereka yang lansia, sakit atau penyandang disabilitas. Kalau KPM yang seperti ini, saya minta bank penyalur untuk jemput bola, door to door mendatangi KPM,” katanya.
Namun di luar itu, ada juga KPM yang sudah meninggal dunia ada yang masih ada ahli waris namun ada juga yang sama sekali tidak ada ahli waris. Selain itu, ada juga KPM yang pindah alamat dan ada yang berubah status menjadi mampu.
“Saya mohon Bank Mandiri dan pemerintah daerah bisa bekerja sama melakukan pembaruan data. Apakah KPM sudah pindah, meninggal atau berubah status,” katanya.
Kepada KPM, Benny meminta bansos digunakan untuk kebutuhan mendesak atau untuk kegiatan produktif. Misalnya untuk membeli kebutuhan pokok atau peralatan sekolah. “Kalau memang masih ada sisa, bisa digunakan untuk menambah modal usaha,” katanya.
Tidak lupa, Benny juga menekankan pentingnya peran pendamping sosial dalam mengakselerasi salur bansos. Sebagai garda depan dalam membantu memastikan program untuk masyarakat prasejahtera berjalan dengan baik.
Dalam kaitannya dengan percepatan salur bansos, ia meminta pendamping peka terhadap berbagai persoalan sosial lainnya, dan mengkoordinasikan dengan balai dalam wilayah koordinasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Hari ini, ditetapkan dua lokasi yang menjadi titik kunjungan yakni kantor Bank Mandiri Kota Cilegon di Jl Letjen Suprapto dan E-Warong Cibeber Makmur, di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Cibeber.
Di lokasi pertama diundang untuk mencairkan bantuan sebanyak 939 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan di lokasi kedua sebanyak 404 KPM. Tentu saja, kedatangan KPM diatur sedemikian rupa untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid 19.
Pencairan bansos yang dilakukan hari ini adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako Reguler, BPNT/Kartu Sembako PPKM dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Dalam kesempatan tersebut, Benny menyatakan bahwa kegiatan pencairan dan pemanfaatan bansos berjalan lancar. “Secara umum berjalan lancar. Setelah diproses oleh petugas, KPM yang belum mencairkan dan memanfaatkan bantuannya, tinggal 493 KPM,” kata dia di kantor Bank Mandiri Kota Cilegon (11/02).
Benny juga meminta dukungan semua pihak termasuk pemda untuk dapat menggunakan berbagai fasilitas yang memungkinkan salur bansos mendekati lokasi tinggal KPM. Apakah itu kantor camat, kantor desa/lurah, atau fasilitas lain yang memungkinkan.
Dari pengalaman di beberapa daerah, kebanyakan kurangnya akselerasi salur bansos terkait dengan bagaimana menjangkau kelompok rentan yakni lanjut usia dan penyandang disabilitas. Di Cilegon, Benny juga menemukan kasus serupa.
“Jadi yang belum dapat mencairkan bantuan ini adalah mereka yang lansia, sakit atau penyandang disabilitas. Kalau KPM yang seperti ini, saya minta bank penyalur untuk jemput bola, door to door mendatangi KPM,” katanya.
Namun di luar itu, ada juga KPM yang sudah meninggal dunia ada yang masih ada ahli waris namun ada juga yang sama sekali tidak ada ahli waris. Selain itu, ada juga KPM yang pindah alamat dan ada yang berubah status menjadi mampu.
“Saya mohon Bank Mandiri dan pemerintah daerah bisa bekerja sama melakukan pembaruan data. Apakah KPM sudah pindah, meninggal atau berubah status,” katanya.
Kepada KPM, Benny meminta bansos digunakan untuk kebutuhan mendesak atau untuk kegiatan produktif. Misalnya untuk membeli kebutuhan pokok atau peralatan sekolah. “Kalau memang masih ada sisa, bisa digunakan untuk menambah modal usaha,” katanya.
Tidak lupa, Benny juga menekankan pentingnya peran pendamping sosial dalam mengakselerasi salur bansos. Sebagai garda depan dalam membantu memastikan program untuk masyarakat prasejahtera berjalan dengan baik.
Dalam kaitannya dengan percepatan salur bansos, ia meminta pendamping peka terhadap berbagai persoalan sosial lainnya, dan mengkoordinasikan dengan balai dalam wilayah koordinasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022