Para siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda di Desa Keblukan, Kaloran, Kabupatren Temanggung, Jawa Tengah, terpaksa harus mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di rumah warga karena atap ruang kelas roboh.
Kepala MTs Nurul Huda Rosidatun di Temanggung, Senin, mengatakan dua ruang kelas rusak sehingga tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar sehingga pembelajaran dipindah ke rumah warga, yang kebetulan guru MTs Nurul Huda.
Baca juga: Pemkot Tangerang gunakan ruang kelas SMP Negeri 27 tempat isolasi pasien COVID-19
Siswa MTs Nurul Huda sebanyak 17 orang untuk sementara belajar di rumah Dimas Tri Wibowo yang bejarak sekitar 100 meter dari sekolah yang atapnya roboh pada Jumat (14/1).
Siswa belajar di kamar yang dijadikan ruang kelas. Mereka belajar menggunakan kursi kuliah yang merupakan hibah dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung.
"Pembelajaran dipindah di rumah warga agar siswa bisa lebih fokus, di sini lebih representatif dengan segala keterbatasan," katanya.
Rosidatun menyampaikan PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan COVID-19.
Kepala Desa (Kades) Keblukan Cholik Wujianto mengatakan warga melaksanakan gotong-royong membersihkan sekolah dari puing-puing atap yang roboh.
Berdasar kesepakatan, katanya, warga akan membantu pembagunan MTs dengan swadaya.
"Pembelajaran di rumah warga ini dilakukan sampai pembangunan selesai," katanya.
Seorang siswa Nuramalia mengemukakan meskipun belajar di rumah warga, dirinya tetap semangat untuk bersekolah.
"Tidak masalah belajar di sini, tetapi kami berharap sekolah segera dibangun sehingga bisa belajar dengan optimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Kepala MTs Nurul Huda Rosidatun di Temanggung, Senin, mengatakan dua ruang kelas rusak sehingga tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar sehingga pembelajaran dipindah ke rumah warga, yang kebetulan guru MTs Nurul Huda.
Baca juga: Pemkot Tangerang gunakan ruang kelas SMP Negeri 27 tempat isolasi pasien COVID-19
Siswa MTs Nurul Huda sebanyak 17 orang untuk sementara belajar di rumah Dimas Tri Wibowo yang bejarak sekitar 100 meter dari sekolah yang atapnya roboh pada Jumat (14/1).
Siswa belajar di kamar yang dijadikan ruang kelas. Mereka belajar menggunakan kursi kuliah yang merupakan hibah dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung.
"Pembelajaran dipindah di rumah warga agar siswa bisa lebih fokus, di sini lebih representatif dengan segala keterbatasan," katanya.
Rosidatun menyampaikan PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan COVID-19.
Kepala Desa (Kades) Keblukan Cholik Wujianto mengatakan warga melaksanakan gotong-royong membersihkan sekolah dari puing-puing atap yang roboh.
Berdasar kesepakatan, katanya, warga akan membantu pembagunan MTs dengan swadaya.
"Pembelajaran di rumah warga ini dilakukan sampai pembangunan selesai," katanya.
Seorang siswa Nuramalia mengemukakan meskipun belajar di rumah warga, dirinya tetap semangat untuk bersekolah.
"Tidak masalah belajar di sini, tetapi kami berharap sekolah segera dibangun sehingga bisa belajar dengan optimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022