Serang, (Antara News) - Provinsi Banten pada Januari 2014 banyak mengimpor bahan kimia organik untuk keperluan industri kimia yang tersebar di Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kabupaten Serang, yang mencapai 42,20 persen dari total impor nonmigas pada bulan tersebut yang tercatat 889,3 juta dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi di Serang, Senin, mengatakan selain bahan kimia organik, Banten juga banyak mengimpor besi dan baja serta gula dan kembang gula, gandum, ampas industri makanan dan bahan bakar mineral.
Ia menyebutkan, impor bahan kimia organik mencapai 304,65 juta dolar AS, besi dan baja 144,23 juta dolar AS,
Nilai impor Banten pada Januari tersebut turun 17,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1.079,98 juta dolar AS, karena impor nonmigas mengalami penurunan 2,74 persen dari 742,23 juta dolar AS menjadi 721,92 juta dolar AS, dan impor migas turun 50,26 persen menjadi 337,75 juta dolar AS, dari sebelumnya mencapai 168,01 juta dolar AS.
"Penurunan impor migas dan nonmigas tersebut cenderung bukan dipengaruhi oleh faktor harga di pasar perdagangan internasional maupun fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS, sehingga bisa dikatakan bahwa perkembangan impor pada Januari 2014 hal yang jarang terjadi. Impor migas dan nonmigas untuk satu bulan ke depan diprediksi masih kembali mengalami peningkatan terkait dengan terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS dan dugaan akan penurunan harga kedua komoditi ini secara agregat di pasar perdagangan internasional," katanya.
Prediksi peningkatan impor migas dan nonmigas juga bisa dilihat dari perkembangan impor Februari terhadap bulan Januari selama dua tahun terakhir yang menunjukkan penurunan, ujarnya.
Mengenai peran delapan golongan barang yang lain dari sepuluh golongan barang pada Januari 2014 masih kurang dari 9 persen, katanya seraya menambahkan sementara peran golongan barang lainnya di luar sepuluh golongan barang tercatat sebesar 4,58 persen.
Sepuluh golongan barang impor nonmigas utama pada Januari 2014 merupakan golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya, meski dengan urutan yang tidak persis sama. Empat golongan diantara sepuluh golongan barang itu, yaitu bahan kimia organik, besi dan baja, gula dan kembang gula dan gandum-ganduman merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Januari 2013. Selama setahun terakhir, andil keempat golongan barang tadi, secara gabungan tidak pernah kurang dari 60 persen.
Impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada Januari 2014 meningkat 13,56 persen atau sebesar 79,95 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya, sebaliknya untuk nilai impor nonmigas dari negara lainnya turun 100,26 juta dolar AS atau sebesar 65,72 persen. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Januari 2014 adalah Singapura dengan nilai impor sebesar 122,40 juta dolar AS, diikuti Rusia dan Brazil, masing-masing 113,64 juta dolar AS dan 88,51 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 173,87 juta dolar AS.
Tujuh dari duabelas negara pemasok utama kecuali Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Argentina dan Jepang mengalami peningkatan impor nonmigas pada Januari 2014. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari negara Rusia, yaitu sebesar 59,72 juta dolar AS, sedangkan terendah Thailand yang meningkat 0,38 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi di Serang, Senin, mengatakan selain bahan kimia organik, Banten juga banyak mengimpor besi dan baja serta gula dan kembang gula, gandum, ampas industri makanan dan bahan bakar mineral.
Ia menyebutkan, impor bahan kimia organik mencapai 304,65 juta dolar AS, besi dan baja 144,23 juta dolar AS,
Nilai impor Banten pada Januari tersebut turun 17,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1.079,98 juta dolar AS, karena impor nonmigas mengalami penurunan 2,74 persen dari 742,23 juta dolar AS menjadi 721,92 juta dolar AS, dan impor migas turun 50,26 persen menjadi 337,75 juta dolar AS, dari sebelumnya mencapai 168,01 juta dolar AS.
"Penurunan impor migas dan nonmigas tersebut cenderung bukan dipengaruhi oleh faktor harga di pasar perdagangan internasional maupun fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS, sehingga bisa dikatakan bahwa perkembangan impor pada Januari 2014 hal yang jarang terjadi. Impor migas dan nonmigas untuk satu bulan ke depan diprediksi masih kembali mengalami peningkatan terkait dengan terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS dan dugaan akan penurunan harga kedua komoditi ini secara agregat di pasar perdagangan internasional," katanya.
Prediksi peningkatan impor migas dan nonmigas juga bisa dilihat dari perkembangan impor Februari terhadap bulan Januari selama dua tahun terakhir yang menunjukkan penurunan, ujarnya.
Mengenai peran delapan golongan barang yang lain dari sepuluh golongan barang pada Januari 2014 masih kurang dari 9 persen, katanya seraya menambahkan sementara peran golongan barang lainnya di luar sepuluh golongan barang tercatat sebesar 4,58 persen.
Sepuluh golongan barang impor nonmigas utama pada Januari 2014 merupakan golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya, meski dengan urutan yang tidak persis sama. Empat golongan diantara sepuluh golongan barang itu, yaitu bahan kimia organik, besi dan baja, gula dan kembang gula dan gandum-ganduman merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Januari 2013. Selama setahun terakhir, andil keempat golongan barang tadi, secara gabungan tidak pernah kurang dari 60 persen.
Impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada Januari 2014 meningkat 13,56 persen atau sebesar 79,95 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya, sebaliknya untuk nilai impor nonmigas dari negara lainnya turun 100,26 juta dolar AS atau sebesar 65,72 persen. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Januari 2014 adalah Singapura dengan nilai impor sebesar 122,40 juta dolar AS, diikuti Rusia dan Brazil, masing-masing 113,64 juta dolar AS dan 88,51 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 173,87 juta dolar AS.
Tujuh dari duabelas negara pemasok utama kecuali Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Argentina dan Jepang mengalami peningkatan impor nonmigas pada Januari 2014. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari negara Rusia, yaitu sebesar 59,72 juta dolar AS, sedangkan terendah Thailand yang meningkat 0,38 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014