Jakarta (Antara News) - Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memperkenalkan kepada warga dan mahasiswa asing yang tengah mengikuti program belajar bahasa Indonesia mengenai seni batik dan gamelan bertempat di sanggar Jawa Jawi Java Cilandak Jakarta Selatan.


"Pesertanya terdiri dari 10 warga asing dan 30 mahasiswa asing yang mengikuti program pertukaran dengan UMN," kata Head of Continous Learning Departemen UMN, Tria Febrita di Jakarta, Rabu.

Tria mengatakan, dalam perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia, banyak warga negara asing yang datang untuk berkerja dan belajar di Indonesia.

"Mereka tertarik untuk mengenal dan mendalami budaya Indonesia, khususnya menguasai bahasa Indonesia," kata Tria.

Menurut Tria, kebutuhan akan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) setiap harinya semakin meningkat, namun selama ini wadah, standar kurikulum, dan variasi metodologinya belum memadai.

Terkait hal tersebut, kata Tria, UMN merancang program BIPA dengan menyediakan sarana belajar, kurikulum, materi ajar, media ajar, dan penyediaan guru BIPA yang bersertifikasi.

Peserta yang ikut kegiatan pengenalan batik dan gamelan ini terdiri dari 10 warga asing yang ikut program BIPA UMN level madya, dan 30 mahasiswa pertukaran yakni 10 dari Tokyo Denki University Jepang, 3 dari Youngsan University Korea, dan 17 mahasiswa dari Silla University Korea.

Tria mengatakan, program BIPA dirancang untuk melatih siswa agar dapat berkomunikasi aktif baik secara lisan maupun tulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

"Kami menawarkan tiga tingkatan pembelajaran dengan proses belajar masing-masing selama tiga bulan," ujar dia.

Tria menjelaskan, selain program belajar di kelas, siswa juga diajak untuk mengikuti kegiatan di luar kelas seperti mengikuti pelatihan tari daerah, mengunjungi pusat kebudayaan Indonesia di Jakarta seperti sanggar Jawa Jawi Java, TMII, Monas, dan kota tua.

Tria mengatakan, sasaran dari kegiatan budaya semacam ini para warga asing yang tengah mengikuti BIPA UMN dapat memahami bahasa dan kebudayaan Indonesia dengan baik.

"Seperti di sanggar Jawa Jawi Java peserta BIPA diajarkan seni membatik dan musik tradisional gamelan sehingga akan memberikan pengalaman menarik dan akan terus diingat setelah mereka kembali ke negaranya masing-masing," kata Niknik M. Kuntarto koordinator BIPA UMN.

Niknik mengatakan, setelah mengikuti kegiatan peserta BIPA diminta untuk mempresentasikan pengalaman mereka di depan kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia, harapannya selain menguasai bahasa Indonesia mereka juga mengenal budaya Indonesia.

Tria menjelaskan bahasa Indonesia resmi sebagai bahasa nasional saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dalam perkembangannya bahasa Indonesia melalui berbagai masa yakni ejaan Van Ophuijsen, ejaan Republik, ejaan Melayu - Indonesia, dan ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).

"Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang unik dan ternyata juga diminati berbagai kalangan di seluruh dunia," ujar Tria. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014