PT Asahimas Chemical dan Yayasan KEHATI melakukan program gerakan penanaman pohon bakau atau mangrove di Pesisir Pantai Panimbang Pandeglang, Provinsi Banten untuk pelestarian ekosistem lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. 

"Kami sangat berkomitmen untuk melakukan penanaman mangrove," kata Direktur PT Asahimas Chemical Jun Mi Yazaki di
Pandeglang, Banten, Kamis. 

Program gerakan rehabilitasi penanaman mangrove karena memiliki kemampuan 3-5 kali lebih tinggi daripada vegetasi daratan dalam menyimpan karbon. 

Penanaman mangrove dapat mengurangi emisi karbon juga mitigasi bencana tsunami. 

Selain itu juga mampu menurunkan gas rumah kaca ( GRK) pada 2030 sekitar 29 persen atau 41 persen dukungan internasional. 

Oleh karena itu, PT Asahimas Chemical dan Yayasan KEHATI bekerja sama selama lima tahun kedepan untuk pelestarian ekosistem pesisir pantai Banten. 

Komitmen PT Asahimas Chemical terhadap penanaman mangrove karena lokasi produksi Petrokimia berada di Pesisir Pantai Cilegon, bahkan terdampak bencana tsunami 2018.

"Kami berharap program rehabilitasi penanaman pohon mangrove dapat memotivasi bencana tsunami juga peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir," katanya menjelaskan. 

Menurut dia, program gerakan rehabilitasi penanaman mangrove tentu memberikan kontribusi secara nasional perluasan hutan bakau sebagai langkah mitigasi perubahan iklim juga keanekaragaman hayati ekosistem.

Manfaat penanaman mangrove dapat menyerap GRK di atas atmosfir juga meredam gelombang tsunami dan berkembangbiak populasi ikan dan biota laut.

Selain itu produk mangrove dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pesisir melalui pemberdayaan. 

Penanaman mangrove juga mendukung  RPJMN 2020-2024 untuk perluasan hutan mangrove menjadi 50.000 hektare. 

"Kita menargetkan gerakan rehabilitasi penanaman mangrove di Panimbang seluas 14 hektare," katanya menjelaskan. 

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan program  gerakan penanaman mangrove merupakan program Blue Carbon dengan kerja sama
PT Asahimas Chemical  dengan melibatkan Perguruan Tinggi Universitas Tirtayasa ( Untirta) Serang dan Universitas Diponegoro ( Undip) Semarang. 

Program Blue Carbon untuk keberlanjutan dan keberlangsungan  hidup manusia juga flora dan fauna  sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Program rehabilitasi gerakan penanaman mangrove juga memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir dari pengolahan mangrove bisa diproduksi obat-obatan, aneka makanan olahan, fashion, minum sirop dan lainnya. 

"Kami minta dorongan semua pihak agar penanaman mangrove dapat berjalan lancar sehingga mampu mensejahterakan masyarakat pesisir," katanya menjelaskan. 

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten Eli Susiyanti mengapresiasi kepedulian
Yayasan KEHATI dan PT Asahimas Chemical melaksanakan program rehabilitasi penanaman mangrove di Pesisir Pantai Panimbang karena untuk menyimpan karbon, sehingga memberikan perubahan iklim dan menurunkan GRK. 

Selain itu juga dapat memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir dan mitigasi bencana tsunami.

"Kami tentu sangat mendukung program gerakan rehabilitasi penanaman mangrove, bahkan menanam bakau itu di lahan milik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten seluas dua hektare, " kata Eli. 

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Panimbang Deden mengatakan program gerakan rehabilitasi mangrove akan dioptimalkan pemeliharaan dan perawatan setelah dilakukan penanaman tersebut. 

Penanaman mangrove di lahan milik Pemprov Banten itu sebanyak 2000 benih hasil persemaian masyarakat setempat.

"Kami meyakini penanaman mangrove itu tumbuh, karena terdapat batu penghadang ombak, " katanya.

Sementara itu, Rudi Pribadi, pakar mangrove dari Undip Semarang mengatakan tanaman bakau itu cukup tinggi menyimpan karbon, sehingga penanaman mangrove harus dilakukan perawatan agar tumbuh besar hingga lima tahun kedepan.

Selain itu juga jika tanaman mangrove  mati dan dapat dilakukan penyulaman atau pengganti. 

Pada prinsipnya setelah ditanami mangrove tentu harus ada perawatan dan pemeliharaan baik kondisi air laut sehingga tidak mudah kritis. 

"Kami merasa kesulitan untuk mencari lahan penanaman mangrove karena sudah banyak pemilik perorangan. Beruntung, bisa tanam di lahan milik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten," katanya.







 

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021