Jakarta (Antara News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan penegak hukum dalam upaya mengantisipasi bencana asap pada kemarau tahun 2014.

"Biasanya bencana asap terjadi pada  Mei-Juni. Tetapi pada Januari-Februari 2014, bencana asap telah terjadi di Riau dan Kalbar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa.

Tercatat sebanyak  187 titik api di Sumatera  pada Senin (10/2), hampir 99 persen kebakaran lahan dan hutan disengaja atau dibakar oleh individu atau kelompok, ungkap Sutopo.

Sutopo memperkirakan musim kemarau tahun 2014  lebih kering dibandingkan tahun 2013. El Nino lemah diperkirakan menambah kering musim kemarau sehingga dapat memicu meningkatnya bencana asap.

BNPB telah menyelenggarakan rapat koordinasi antisipasi kebakaran lahan dan hutan pada Selasa (11/2).

Kepala BNPB, Syamsul Maarif, memimpin rakor dengan kementerian/ lembaga dari BNPB, Kemenkokesra, Kemhut, Kemtan, KLH, Kemendagri, TNI, Polri, BPBD Jambi, Sumsel, Sumut, Riau, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

Kepala BNPB, menegaskan agar semua menjalankan Inpres No 16/2011 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

"Kita jangan kecolongan lagi dengan bencana asap sehingga asap menyelimuti negara tetangga. Pengalaman penanganan tahun 2013 hendaknya dijadikan dasar sehingga bencana asap dapat ditangani sejak dini," ujar dia.

Penanganan harus total. Bencana bukan tempat untuk saling berkompetisi tetapi harus berkolaborasi antar berbagai pihak, ungkap Syamsul.

Sutopo menambahkan, beberapa upaya yang akan dilakukan adalah penegakan hukum sebagai upaya preventif, dimana Pemda, Polri, Pejabat Penyidik PNS dapat secara aktif melakukan pencegahan. Satgasnas dan satgas di daerah harus segera dibentuk.

Operasi dibagi menjadi 2 yaitu operasi darat dan udara. Operasi darat dilakukan dengan mengerahkan TNI, Polri, Manggala Agni, Satpol PP, BPBD dan lainnya menangani di darat.

Operasi di udara dilakukan dengan pemboman air dari udara dan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan.

BNPB akan menyewa pesawat amphibi Be-200 dan helikopter Kamov dari Rusia untuk pembom air, jelas Sutopo.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014