PT Multipolar Tbk (MLPL) mengumumkan transformasi bisnis menjadi perusahaan yang fokus dalam bidang investasi teknologi dengan menggunakan nama baru ke depannya yakni MPC.
MLPL selama ini dikenal sebagai perusahaan investasi dengan portfolio di berbagai sektor industri seperti ritel konsumen, telekomunikasi, jasa keuangan, media digital dan teknologi.
"Proses transformasi MPC merupakan bentuk peningkatan komitmen perusahaan dalam mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," kata Adrian Sherman, Presiden Direktur & CEO MPC dalam temu media secara virtual, Selasa.
Dalam acara ini, Adrian juga memperkenalkan logo bar MPC yang merepresentasikan perubahan semangat, filosofi dan arah perusahaan.
Adrian menyampaikan proses transformasi dilakukan untuk mengukuhkan posisi perusahaan sebagai perusahaan investasi teknologi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara; sebuah langkah yang sebenarnya telah dimulai perusahaan sejak tahun 2015 melalui investasi strategis di berbagai startup teknologi seperti OVO, Sociolla, dan Ruangguru pada tahap pendanaan yang beragam, baik secara langsung maupun melalui Ventura Capital, salah satu perusahaan portfolio MPC.
Menurut laporan "eConomy SEA 2021" yang disusun oleh Google, Temasek Holdings dan Bain & Co, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai 70 miliar dolar AS di tahun 2021. Laporan yang sama juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh hingga mencapai nilai 330 miliar dolar AS pada tahun 2030, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi digital terbesar di dunia.
"Melalui transformasi ini, kami ingin memastikan bahwa MPC terus berada di titik pusat revolusi digital yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia melalui serangkaian strategi investasi yang kami usung," terang Adrian.
Adrian mengatakan transformasi MPC juga semakin mempertegas kepercayaan dan komitmen perusahaan untuk dapat merangkul lebih banyak startup lokal maupun regional yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan dan membawa manfaat nyata bagi lebih banyak masyarakat Indonesia."
Guna mencapai visi perusahaan untuk dapat memberdayakan lebih banyak perusahaan teknologi masa depan yang dapat merombak tatanan industri, MPC mengandalkan empat pilar utama dalam menjalankan strategi investasinya: pendanaan tahap awal (early stage), pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan (growth and later stage), digitalisasi perusahaan-perusahaan portfolio MPC, serta peningkatan peran perusahaan sebagai mitra lokal pilihan bagi perusahaan teknologi berskala global.
Strategi investasi MPC juga akan ditopang oleh dewan direksi yang memiliki pengalaman luas dalam mengevaluasi, membangun, mengembangkan (scaling) dan mendanai berbagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Selain Adrian Suherman, dewan direksi MPC juga diperkuat oleh nama-nama seperti Rudy Ramawy, Fendi Santoso, Jerry Goei, dan Agus Arismunandar yang sebelumnya menjabat berbagai posisi kepemimpinan di perusahaan seperti Google Indonesia, Northstar Group, A.T. Kearney, OVO, dan Accenture.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
MLPL selama ini dikenal sebagai perusahaan investasi dengan portfolio di berbagai sektor industri seperti ritel konsumen, telekomunikasi, jasa keuangan, media digital dan teknologi.
"Proses transformasi MPC merupakan bentuk peningkatan komitmen perusahaan dalam mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," kata Adrian Sherman, Presiden Direktur & CEO MPC dalam temu media secara virtual, Selasa.
Dalam acara ini, Adrian juga memperkenalkan logo bar MPC yang merepresentasikan perubahan semangat, filosofi dan arah perusahaan.
Adrian menyampaikan proses transformasi dilakukan untuk mengukuhkan posisi perusahaan sebagai perusahaan investasi teknologi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara; sebuah langkah yang sebenarnya telah dimulai perusahaan sejak tahun 2015 melalui investasi strategis di berbagai startup teknologi seperti OVO, Sociolla, dan Ruangguru pada tahap pendanaan yang beragam, baik secara langsung maupun melalui Ventura Capital, salah satu perusahaan portfolio MPC.
Menurut laporan "eConomy SEA 2021" yang disusun oleh Google, Temasek Holdings dan Bain & Co, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai 70 miliar dolar AS di tahun 2021. Laporan yang sama juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh hingga mencapai nilai 330 miliar dolar AS pada tahun 2030, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi digital terbesar di dunia.
"Melalui transformasi ini, kami ingin memastikan bahwa MPC terus berada di titik pusat revolusi digital yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia melalui serangkaian strategi investasi yang kami usung," terang Adrian.
Adrian mengatakan transformasi MPC juga semakin mempertegas kepercayaan dan komitmen perusahaan untuk dapat merangkul lebih banyak startup lokal maupun regional yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan dan membawa manfaat nyata bagi lebih banyak masyarakat Indonesia."
Guna mencapai visi perusahaan untuk dapat memberdayakan lebih banyak perusahaan teknologi masa depan yang dapat merombak tatanan industri, MPC mengandalkan empat pilar utama dalam menjalankan strategi investasinya: pendanaan tahap awal (early stage), pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan (growth and later stage), digitalisasi perusahaan-perusahaan portfolio MPC, serta peningkatan peran perusahaan sebagai mitra lokal pilihan bagi perusahaan teknologi berskala global.
Strategi investasi MPC juga akan ditopang oleh dewan direksi yang memiliki pengalaman luas dalam mengevaluasi, membangun, mengembangkan (scaling) dan mendanai berbagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Selain Adrian Suherman, dewan direksi MPC juga diperkuat oleh nama-nama seperti Rudy Ramawy, Fendi Santoso, Jerry Goei, dan Agus Arismunandar yang sebelumnya menjabat berbagai posisi kepemimpinan di perusahaan seperti Google Indonesia, Northstar Group, A.T. Kearney, OVO, dan Accenture.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021