Presiden Joko Widodo mengaku optimis terhadap kekuatan ekonomi syariah Indonesia.
"Saya ingin memberikan posisi ekonomi syariah kita yang tahun 2014 itu pada posisi ranking yang ke-9, pada 2020-2021 kita sudah naik menjadi peringkat ke-4 dunia," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi minta metode pemberantasan korupsi disempurnakan
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas serta peserta yang hadir langsung adalah 250 orang dan 1.250 sisanya secara daring.
"Perkiraan saya Insya Allah dalam 3-4 tahun ini akan masuk ke-2 atau ke-1, kalau growth, kalau pertumbuhannya seperti yang kita lihat sekarang, akan cepat sekali pasarnya masuk ke semua negara," tambah Presiden.
Presiden Jokowi memperkirakan perkembangan ekonomi syariah Indonesia dalam 6-7 tahun akan semakin berkembang karena didukung dengan jumlah penduduk muslim yang besar.
"Dan kita harapkan dengan jumlah penduduk terbesar, jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sebesar 87 persen atau 207 juta jiwa, kita telah berkomitmen untuk menjadi pusat ekonomi syariah di tahun 2024 dan kita akan berusaha keras untuk itu," ungkap Presiden.
Selain industri keuangan syariah, Presiden Jokowi juga mengungkapkan pengembangan industri halal.
"Termasuk pengembangan sektor keuangan syariah, pengembangan sektor keuangan sosial syariah, pengembangan kewirausahaan syariah, semuanya akan kita dorong karena memang kita ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," tambah Presiden.
Hal tersebut didukung dengan kinerja Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tidak hanya melayani nasabah besar tapi juga yang kecil.
"Yang gede-gede, yang kecil menjadi, yang menengah menjadi gede bisa dilayani oleh BSI karena sekarang sudah masuk ke bank 8 besar dengan kekuatan kapital yang lebih kuat dan kita harapkan nanti baik itu berkaitan dengan industri halal, pariwisata halal, produk-produk halal, yang pangsa pasarnya sangat besar sekali, ini bisa dilayani oleh sebuah bank yang sudah gede," jelas Presiden.
Apalagi sejak 1 Desember 2021, Indonesia mengemban tugas menjadi Presidensi G20.
"Artinya kita menjadi ketua dari negara-negara besar, negara-negara maju dengan PDB dengan Gross Domestic Product (GDP) yang masuk dalam 20 besar. Kita sekarang di nomor 16 tapi seperti tadi disampaikan oleh Buya bahwa Insya Allah di 2040-2045 memang hitung-hitungan McKinsey, hitung-hitungan dari Bank Dunia dan IMF memang kita akan masuk ke empat besar," ungkap Presiden.
Meski sudah diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat, tapi Presiden Jokowi mengakui bahwa halangannya tidak kecil.
"Tantangannya juga bukan tantangan yang mudah. Ada syarat-syarat kita untuk mencapai ke sana karena perkiraan PDB kita saat itu di 2040 - 2045 kurang lebih 23 ribu - 27 ribu dolar AS, itu income per kapita masyarakat kita, sebuah angka yang sangat besar sekali," kata Presiden.
Untuk mencapainya, Presiden Jokowi mengajak agar MUI juga ikut bekerja bersama demi mencapai tujuan tersebut.
"Tapi itu butuh kerja keras kita semuanya," ungkap Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Saya ingin memberikan posisi ekonomi syariah kita yang tahun 2014 itu pada posisi ranking yang ke-9, pada 2020-2021 kita sudah naik menjadi peringkat ke-4 dunia," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi minta metode pemberantasan korupsi disempurnakan
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas serta peserta yang hadir langsung adalah 250 orang dan 1.250 sisanya secara daring.
"Perkiraan saya Insya Allah dalam 3-4 tahun ini akan masuk ke-2 atau ke-1, kalau growth, kalau pertumbuhannya seperti yang kita lihat sekarang, akan cepat sekali pasarnya masuk ke semua negara," tambah Presiden.
Presiden Jokowi memperkirakan perkembangan ekonomi syariah Indonesia dalam 6-7 tahun akan semakin berkembang karena didukung dengan jumlah penduduk muslim yang besar.
"Dan kita harapkan dengan jumlah penduduk terbesar, jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sebesar 87 persen atau 207 juta jiwa, kita telah berkomitmen untuk menjadi pusat ekonomi syariah di tahun 2024 dan kita akan berusaha keras untuk itu," ungkap Presiden.
Selain industri keuangan syariah, Presiden Jokowi juga mengungkapkan pengembangan industri halal.
"Termasuk pengembangan sektor keuangan syariah, pengembangan sektor keuangan sosial syariah, pengembangan kewirausahaan syariah, semuanya akan kita dorong karena memang kita ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," tambah Presiden.
Hal tersebut didukung dengan kinerja Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tidak hanya melayani nasabah besar tapi juga yang kecil.
"Yang gede-gede, yang kecil menjadi, yang menengah menjadi gede bisa dilayani oleh BSI karena sekarang sudah masuk ke bank 8 besar dengan kekuatan kapital yang lebih kuat dan kita harapkan nanti baik itu berkaitan dengan industri halal, pariwisata halal, produk-produk halal, yang pangsa pasarnya sangat besar sekali, ini bisa dilayani oleh sebuah bank yang sudah gede," jelas Presiden.
Apalagi sejak 1 Desember 2021, Indonesia mengemban tugas menjadi Presidensi G20.
"Artinya kita menjadi ketua dari negara-negara besar, negara-negara maju dengan PDB dengan Gross Domestic Product (GDP) yang masuk dalam 20 besar. Kita sekarang di nomor 16 tapi seperti tadi disampaikan oleh Buya bahwa Insya Allah di 2040-2045 memang hitung-hitungan McKinsey, hitung-hitungan dari Bank Dunia dan IMF memang kita akan masuk ke empat besar," ungkap Presiden.
Meski sudah diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat, tapi Presiden Jokowi mengakui bahwa halangannya tidak kecil.
"Tantangannya juga bukan tantangan yang mudah. Ada syarat-syarat kita untuk mencapai ke sana karena perkiraan PDB kita saat itu di 2040 - 2045 kurang lebih 23 ribu - 27 ribu dolar AS, itu income per kapita masyarakat kita, sebuah angka yang sangat besar sekali," kata Presiden.
Untuk mencapainya, Presiden Jokowi mengajak agar MUI juga ikut bekerja bersama demi mencapai tujuan tersebut.
"Tapi itu butuh kerja keras kita semuanya," ungkap Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021