Video dua warga yang dianiaya geng motor yang masih berusia di bawah umur viral di media sosial, dan Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu, Jawa Barat, teleh membekuk 11 anggota geng motor yang aksinya meresahkan masyarakat itu.

"Kita tangkap 11 anggota geng motor yang diduga pelaku penganiayaan dan mereka masih di bawah umur," kata Kapolres Indramayu AKBP Lukman Syarif di Indramayu, Minggu.

Baca juga: SAR Banten temukan nelayan dalam kondisi meninggal, saat ini di Puskesmas

Lukman mengatakan aksi geng motor ini viral di media sosial setelah videonya beredar luas di masyarakat. Dalam video tersebut, lebih dari 20 orang anak di bawah umur dari kelompok "Black Baron Pelajar Indramayu" melakukan penganiayaan kepada dua warga.

Berbekal video viral dan rekaman kamera pengintai atau CCTV warga, Satreskrim Polres Indramayu langsung melakukan penyelidikan dan menangkap 11 orang yang diduga pelaku penganiayaan.

Selain membekuk 11 orang, lanjut Lukman, pihaknya mengamankan beberapa unit sepeda motor yang digunakan untuk beraksi, bendera, seragam "Black Baron", dan dua bilah kayu yang diduga digunakan untuk memukul korban.

"Korbannya ada dua orang, satu orang mengalami luka dan satu lainnya mengalami kerugian materiil akibat motornya dirusak para pelaku," katanya.

Sementara Kasatreskrim Polres Indramayu AKP Luthfi Olot Gigantara mengatakan masih mengembangkan kasus penganiayaan itu dan mengejar pelaku lainnya yang sudah diketahui identitasnya.

"Kasusnya masih kita dalami dan dikembangkan untuk mengantisipasi kejadian serupa yang dapat meresahkan masyarakat," kata Luthfi.

Akhir Oktober 2021, Satreskrim Polresta Jambi mengungkap adanya suplai dana atau yang mendanai aksi anarkis geng motor Jambi di Kota Jambi, dibiayai oleh seorang wanita pekerja seks komersial (PSK) online aplikasi.

Hasil penyelidikan dan pemeriksaan pelaku anggota geng motor yang ditangkap beberapa waktu lalu, mereka mendapatkan dana dari seorang PSK di Jambi untuk mabuk-mabukan dan melakukan aksi anarkis, kata Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Handres.

"Yang cukup mengagetkan, suplai dana tersebut diduga berasal dari perempuan pekerja seks komersial yang sering menjajakan diri lewat aplikasi, dan yang bersangkutan masih diselidiki polisi," katanya pula.

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021