Tangerang (Antara News) - Standard Chartered (Stanchart) Half Marathon 2013 yang diselenggarakan dalam memperingati hari kesehatan nasional  di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Banten diikuti 3000 peserta.

"Half marathon selain untuk memperingati 150 tahun Stanchart memberikan layanan di Indonesia, juga masih dalam rangkaian memperingati hari kesehatan nasional," kata CEO Standard Chartered Bank Indonesia Tom Aaker di Tangerang, Minggu.

Tom yang juga ikut terlibat dalam lomba mengatakan, half marathon yang diselenggarakan setiap tahun mencakup empat kategori jarak lomba, yakni 21KM (half-marathon), 10KM, 5KM, dan 2.5KM Fun Run. 

Para pelari berlomba memperebutkan  total hadiah "prize money" senilai Rp68 juta serta pemenang 21KM asal Indonesia akan disertakan dalam Standard Chartered Marathon Singapore 2013.

Para pelari pria asal Kenya masih mendominasi Stanchart Half Marathon 2013 Kategori 21K yakni mulai dari juara 1 sampai 3 Paul Kimani,  Charles Kipsang, dan Ezekiel Kipkosgei (seluruhnya asal Kenya).

Sedangkan untuk peserta wanita Helda Napitupulu (Indonesia),  Kari Feldstrom (USA), Helen Susanto (Indonesia).

Kemudian untuk kategori 10K peserta pria dari nomor 1 Onesmus Muindi, Samson, Mark Hogan, sedangkan peserta wanita Ann Niijihia, Novita Andriyani, dan Francesca Sisi.

"Lomba lari marathon ternyata semakin digemari masyarakat kalau tahun lalu diikuti 1500 peserta, maka pada sekarang ini bertambah menjadi 3000 peserta menunjukkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin tinggi," jelas Tom.

Tom juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta PB PASI yang menandakan bahwa lomba lari ini merupakan salah satu lomba lari bergengsi dalam kalendar lomba lari tahunan nasional.

Seluruh biaya pendaftaran, kata Tom, akan didonasikan untuk program sosial Standard Chartered, yaitu ?Seeing is Believing (SiB)?, yang akan digunakan untuk berbagai program kesehatan mata yang berkelanjutan di negara-negara dimana Bank beroperasi.

Standard Chartered telah berkomitmen untuk menggalang dana hingga 100 juta dolar AS pada tahun 2020 untuk program "Seeing is Believing".

Selain pelari-pelari Indonesia, lomba lari ini juga diikuti oleh pelari-pelari dari 22 negara, antara lain Jepang, Algeria, Filipina, Australia, Inggris, India, Belanda, Brazil, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Belgia, Korea Selatan, Kanada, Irlandia, Singapura, Malaysia, Thailand, Swedia, Brunei, Kenya, Ethiopia dan Amerika.

Tom mengatakan, Untuk memberi apresiasi bagi para pelari yang telah berpartisipasi, Standard Chartered juga menyediakan beberapa hadiah khusus seperti hadiah bagi tim terbaik untuk kategori jarak lomba 21KM, 10KM dan 5KM, hadiah menarik bagi para Pelari Pria dan Wanita dengan busana menarik, hingga beberapa hadiah door prize dari para sponsor pendukung.

Seluruh pelari di kategori 21KM, 10KM, dan 5KM juga mendapatkan medali penamat (Finisher Medals).

Selain menerima prize money, para pemenang juga mendapatkan berbagai merchandise menarik dari para sponsor.

Ajang lomba lari ini juga melibatkan sekitar 130 karyawan Bank yang menjadi relawan. Standard Chartered sangat mendukung para karyawannya untuk memberi kontribusi kepada masyarakat dimana Bank memberi tiga hari cuti dalam setahun agar para karyawan dapat mendedikasikan waktu, tenaga serta ketrampilan yang dimiliki untuk berbagi dengan masyakarat sekitar.

Tom mengatakan, lokasi di BSD sangat tepat untuk penyelenggaraan Half Marathon selain udaranya tidak terlalu panas, juga lalulintasnya tidak terlalu padat untuk itu diharapkan ke depannya kegiatan serupa di lokasi yang lebih baik lagi.

Tom mengatakan, agenda olah raga yang disiapkan Stanchart dalam waktu dekat mendatangkan team sepak bola Liverpool untuk melakukan klinik bagi anak Indonesia dan lomba sepeda Jakarta - Bandung via Puncak.

Sedangkan Direktur Kesehatan Kerja dan Olah Raga Kementerian Kesehatan Muchtaruddin Mansyur mengatakan, pemerintah sangat mendukung lomba marathon ini untuk memberikan edukasi hidup sehat lebih baik dibandingkan berobat.

Ini berkaitan dengan rencana pemerintah menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat, masyarakat harus sadar untuk tidak menjadi sakit tetapi harus memelihara kesehatannya dengan gaya hidup sehat dan berolah raga.

Muchtaruddin mengatakan, Kemenkes menetapkan olah raga untuk kesehatan dalam dua kategori prestasi dan latihan (exercise), untuk latihan diharapkan dilakukan secara terukur dan teratur sesuai usia.

"Bisa dihitung dari nadi kita maka kita dapat mengukur dan frekuensi olah raga kita, idealnya 3 sampai 5 kali seminggu rata-rata 30 menit," ujar dia.

 
 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013