Sejumlah perajin batik di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak satu bulan terakhir merasa kewalahan melayani permintaan konsumen, sehingga mendongkrak pendapatan ekonomi.

"Kami hari ini melayani permintaan konsumen dari Tangerang, Serang, Jakarta dan Bandung dengan jumlah cukup banyak, " kata Umsaro (55), seorang pelaku UKM Batik Lebak Chanting Pradana Kabupaten Lebak, Minggu.

Baca juga: 422 rumah di Kabupaten Lebak Banten terendam banjir

Permintaan konsumen itu kebanyakan yang memiliki butik juga desainer busana dan masyarakat umum.

Mereka konsumen dari kalangan masyarakat umum itu setelah melihat dari media sosial, seperti marketplace dan soffie.

Konsumen tertarik batik Lebak itu karena memiliki 12 motif juga unik dibandingkan dengan batik lain di Tanah Air.

Motif batik Lebak itu dinilai unik, karena menggambarkan filosofi kehidupan masyarakat Badui yang cinta terhadap alam.

Karena itu,  batik Lebak didominasi gambar lukisan alam, seperti huma juga rumah pangan atau leuit.

"Kami merasa terbantu dengan meningkatnya permintaan konsumen sehingga kembali menyerap tenaga kerja, " katanya menjelaskan.

Menurut dia, dirinya kembali omzet pendapatan naik dari pandemi sekitar Rp5 juta, namun kini mencapai Rp70 juta/ bulan.

Harga batik Lebak termurah yang ia jual berkisar Rp150 ribu dengan bahan baku katun, sedangkan bahan baku sutera mencapai Rp1 juta.

Saat ini, ia kini meningkatkan produksi dengan 40 pekerja agar bisa terpenuhi permintaan konsumen itu.

'Kami bekerja keras agar konsumen tidak kecewa, bahkan permintaan dari perusahaan BUMN bisa terpenuhi, " kata Umsaroh yang juga berprofesi Guru SDN itu.

Begitu juga perajin batik Lebak lainnya, Dedi mengaku saat ini permintaan konsumen meningkat tajam dari sebelumnya omzet Rp3 juta, namun kini bisa mencapai Rp20 juta.

Kebanyakan permintaan batik itu melalui jejaring internet secara online yang menjadi andalan, bahkan siang tadi mengirim pesanan ke wilayah Serang.

Selain itu juga saat ini permintaan untuk Plaza Komoditi Lebak cukup banyak hingga 50 potong.

"Kami berharap omzet pendapatan kembali normal usai pandemi itu, " kata Dedi.

Hal senada dikemukakan Yusup, pengelola Rumah Batik Lebak Sehati mengatakan permintaan konsumen kembali meningkat dari 20 potong kini menjadi 80 potong.

Kebanyakan konsumen di sini dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), BUMN dan BUMD.

Produksi batik Lebak memiliki 12 motif antara lain motif Seren Taun, Sawarna, Gula Sakojor, Pare Sapocong, Kahirupan Baduy, Leuit Sijimat, Rangkasbitung, Caruluk Saruntuy, Lebak Bertauhid, Angklung Buhun, Kalimaya, dan Sadulur.

"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah mewajibkan ASN memakai batik Lebak," kata Yusuf.

Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Abdul Waseh Rahmat mengatakan pemerintah daerah mendorong pelaku usaha batik lokal agar meningkatkan kualitas sehingga bisa bersaing pasar.

Saat ini, mereka pelaku kerajinan batik Lebak tumbuh dan berkembang.

Bahkan, kini permintaan batik Lebak di Plaza Komoditi meningkat, terlebih beroperasi jalan tol Rangkasbitung - Serang.

"Kami terus membina dan menampung hingga mempromosikan batik Lebak, karena dapat menyumbangkan ekonomi masyarakat setempat, " kata Abdul Waseh.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021