Badan SAR Nasional (Basarnas) Banten siap siaga menghadapi dampak La Nina yang ditandai curah hujan mengalami peningkatan sehingga berpotensi banjir dan longsor di daerah itu.
"Kita siaga selama 24 jam guna melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana," kata Kepala Kantor Basarnas Banten Adil Triyanto saat menghadiri Rapat Koordinasi Mitigasi Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Lebak, Jumat.
Baca juga: Polda Banten tangkap empat oknum pegawai BPN dalam OTT di Kabupaten Lebak
Basarnas Banten menyambut positif langka antisipasi menghadapi dampak La Nina untuk mengurangi risiko kebencanaan.
Selama ini, kata dia, Kabupaten Lebak daerah langganan banjir dan longsor, karena kondisi alamnya pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai.
Dengan kondisi demikian, katanya, tentu saja saat menghadapi curah hujan tinggi dipastikan berpotensi bencana alam.
"Kami berharap melalui mitigasi kebencanaan itu dapat berkoordinasi untuk penanggulangan evakuasi pascabencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Dia menjelaskan dalam kesiapsiagaan menghadapi dampak La Nina itu, sudah dipersiapkan peralatan evakuasi, antara lain perahu untuk penanganan banjir dan alat lainnya untuk penanganan longsor.
Para petugas untuk Kabupaten Lebak disiagakan di Pos Malingping. Mereka dilengkapi peralatan evakuasi.
"Kami bergerak cepat untuk memberikan bantuan pencarian dan pertolongan bagi warga terdampak bencana alam," katanya.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan penanggulangan bencana harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan didukung koordinasi secara cepat dan tepat.
Apalagi, katanya, saat ini menghadapi dampak La Nina harus terjalin koordinasi untuk antisipasi bencana yang bukan hanya titik rawan tetapi juga daerah sekitar titik rawan bencana.
Untuk antisipasi banjir perkotaan diinstruksikan kepada Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup agar melakukan pembersihan aliran air dari sumbatan serta mengefektifkan kembali program Jumat Bersih.
"Kami minta gerakan kebersihan dioptimalkan di masyarakat agar tidak menimbulkan banjir perkotaan," katanya.
Komandan Kodim 0603/Lebak Letnan Kolonel Inf Nur Wahyudi mengatakan diperlukan simulasi penanganan bencana di masyarakat agar lebih siap bertindak ketika terjadi bencana dan lebih memudahkan penanganan.
Dalam mengantisipasi bencana, katanya, perlu dilakukan beberapa hal, di antaranya tersedianya informasi yang memadai, pemetaan daerah rawan bencana, sosialisasi, dan peringatan dini kepada masyarakat.
"Kita harus bergerak cepat untuk penanganan pascabencana itu dengan koordinasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kita siaga selama 24 jam guna melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana," kata Kepala Kantor Basarnas Banten Adil Triyanto saat menghadiri Rapat Koordinasi Mitigasi Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Lebak, Jumat.
Baca juga: Polda Banten tangkap empat oknum pegawai BPN dalam OTT di Kabupaten Lebak
Basarnas Banten menyambut positif langka antisipasi menghadapi dampak La Nina untuk mengurangi risiko kebencanaan.
Selama ini, kata dia, Kabupaten Lebak daerah langganan banjir dan longsor, karena kondisi alamnya pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai.
Dengan kondisi demikian, katanya, tentu saja saat menghadapi curah hujan tinggi dipastikan berpotensi bencana alam.
"Kami berharap melalui mitigasi kebencanaan itu dapat berkoordinasi untuk penanggulangan evakuasi pascabencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Dia menjelaskan dalam kesiapsiagaan menghadapi dampak La Nina itu, sudah dipersiapkan peralatan evakuasi, antara lain perahu untuk penanganan banjir dan alat lainnya untuk penanganan longsor.
Para petugas untuk Kabupaten Lebak disiagakan di Pos Malingping. Mereka dilengkapi peralatan evakuasi.
"Kami bergerak cepat untuk memberikan bantuan pencarian dan pertolongan bagi warga terdampak bencana alam," katanya.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan penanggulangan bencana harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan didukung koordinasi secara cepat dan tepat.
Apalagi, katanya, saat ini menghadapi dampak La Nina harus terjalin koordinasi untuk antisipasi bencana yang bukan hanya titik rawan tetapi juga daerah sekitar titik rawan bencana.
Untuk antisipasi banjir perkotaan diinstruksikan kepada Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup agar melakukan pembersihan aliran air dari sumbatan serta mengefektifkan kembali program Jumat Bersih.
"Kami minta gerakan kebersihan dioptimalkan di masyarakat agar tidak menimbulkan banjir perkotaan," katanya.
Komandan Kodim 0603/Lebak Letnan Kolonel Inf Nur Wahyudi mengatakan diperlukan simulasi penanganan bencana di masyarakat agar lebih siap bertindak ketika terjadi bencana dan lebih memudahkan penanganan.
Dalam mengantisipasi bencana, katanya, perlu dilakukan beberapa hal, di antaranya tersedianya informasi yang memadai, pemetaan daerah rawan bencana, sosialisasi, dan peringatan dini kepada masyarakat.
"Kita harus bergerak cepat untuk penanganan pascabencana itu dengan koordinasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021