Saat ini, kabupaten Lebak menjadi salah satu daerah tertinggal dan termiskin dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Banten.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2020, tercatat 107.930 jiwa dari 1,3 jiwa penduduk di wilayah tersebut menyandang status miskin.

Baca juga: Pemkab Lebak minta petani jadi peserta asuransi hadapi La Nina

Namun, pemerintah daerah setempat terus berbenah untuk mengejar ketertinggalannya melalui pengembangan kawasan industri seiring dengan hadirnya jalan tol Serang-Panimbang.

Selama ini, daerah-daerah di Provinsi Banten, termasuk Kabupaten Lebak, menjadi perhatian pemerintah pusat, karena memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa.

Kehadiran kawasan industri tentu berdampak positif karena bisa menyerap lapangan pekerjaan dan juga peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah yang masih tertinggal ini.

Pengembangan kawasan industri itu telah melibatkan bantuan Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk membangkitkan kinerja perekonomian daerah yang masih lesu.

"Kami siap membantu Kabupaten Lebak menjadi daerah kawasan industri," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan saat kunjungan kerja di Lebak.

BKPM dan Pemerintah Kabupaten Lebak akan berkoordinasi untuk pengembangan kawasan industri di Cileles, Kabupaten Lebak, agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Untuk itu, bantuan mulai diberikan mulai dari sistem perizinan Online Single Submission (OSS), masterplan promosi, anggaran untuk studi kelayakan, termasuk pembinaan pengelola kawasan juga investor yang menanamkan modalnya di kawasan itu.

"Kami optimistis ke depan Kabupaten Lebak menjadi incaran investor baik domestik maupun mancanegara," katanya menjelaskan.

Dengan demikian, pengembangan kawasan industri di daerah itu dapat mulai tumbuh seiring dengan selesainya pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang fase II yang mencakup Pintu Tol Bojong pada 2023.

Jalan Tol Serang-Panimbang ini tentu memberikan kemudahan konektivitas antara Jakarta-Cilegon-Rangkasbitung di wilayah Banten yang akan mempermudah akses maupun aktivitas ekonomi.

Ramah lingkungan

Nurul Ichwan mengatakan pengembangan kawasan industri Cileles Kabupaten Lebak itu merupakan keinginan Bupati Lebak yang ingin membangun pusat industri berbasis ramah lingkungan.

Keinginan bupati itu sangat tepat sesuai kesepakatan COP26 di Glasgow, Skotlandia yang menginginkan adanya pengurangan emisi karbon melalui kawasan industri yang berbasis lingkungan.

Saat ini, kondisi alam di Indonesia masih hijau dan belum terdampak emisi karbon, namun negara-negara lain sudah merasakannya. Oleh karena itu, kawasan industri ramah lingkungan dapat memberikan edukasi terkait keberlangsungan hidup manusia.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menginginkan investor yang kelak menanamkan modal di kawasan industri Cileles adalah perusahaan yang ramah lingkungan dan mempunyai bisnis berkelanjutan.

Kawasan industri yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan alam menjadi penting, terlebih wilayah ujung barat Provinsi Banten itu merupakan daerah reboisasi penghijauan.

Menurut dia, kawasan industri harus bersinergi dengan lingkungan agar tidak menimbulkan kerusakan alam yang bisa mengakibatkan bencana. Wilayah Kabupaten Lebak juga merupakan kawasan hulu di Provinsi Banten, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan ekosistem flora dan fauna.

Bupati juga mengapresiasi kepada Kementerian Investasi/BPKM yang siap memberikan bimbingan teknis maupun pendanaan terkait pengembangan kawasan industri ramah lingkungan tersebut.

"Kami yakin kawasan industri dapat menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat," katanya.

Dongkrak ekonomi

Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Provinsi Banten Mulyadi Jayabaya mengatakan pengembangan kawasan industri di Kabupaten Lebak dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi baru sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Melalui pengembangan kawasan industri ini kedepannya dipastikan Kabupaten Lebak akan sejajar dengan wilayah Banten bagian utara yakni Tangerang Raya.

Menurut dia, kawasan industri di Lebak lebih tepat untuk produksi elektronik, suku cadang otomotif, industri manufaktur dan produksi hasil komoditi pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan serta perkebunan.

Selain itu, kawasan industri yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja ini juga bisa menjadi kawasan pemukiman baru untuk menampung warga Jakarta.

Mantan Bupati Lebak juga mengatakan keunggulan daerah ini adalah tempatnya yang sangat strategis, sebab berdekatan dengan pusat Ibu Kota Negara serta terdapat prasarana transportasi di antaranya jalan kereta api, Pelabuhan Cilegon dan Bandara Soekarno-Hatta.

Tidak hanya itu, kawasan ini juga mempunyai infrastruktur jaringan listrik induk di Suralaya Cilegon, Labuan, dan jika terdapat gardu induk di Cijaku, maka kawasan Lebak selatan tidak mengalami kembali pemadaman listrik.

Keunggulan lainnya, kata Mulyadi, Kabupaten Lebak memiliki pasokan air cukup besar dari kawasan Waduk Karian, juga terdapat dua daerah aliran sungai (DAS) Ciliman dan Cidurian yang dapat mendukung kawasan industri.

"Kami optimistis Lebak menjadi kawasan industri sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan sentra ekonomi baru," katanya.

Lahan luas

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis juga memastikan adanya lahan seluas 3.000 hektare yang bisa menjadi lokasi pengembangan kawasan industri.

Pihaknya juga memberikan kemudahan-kemudahan proses perizinan secara elektronik menggunakan Online Single Submission (OSS) yang bersinergi dengan BKPM.

Penerapan OSS sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018 dan dilakukan secara sinergi di antara satuan tugas yang sudah terbentuk di kementerian maupun lembaga juga pemerintah daerah.

"Kami berharap Lebak menjadi daerah investasi karena ada OSS, sehingga pelaku usaha dengan mudah memperoleh nomor induk berusaha (NIB) maupun perpanjangan atau perubahan izin usaha dan atau izin komersial," katanya.

Pemerintah setempat juga telah mempersiapkan pengembangan kawasan industri melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan rencana induk kedepannya.

Berdasarkan laporan BKPM, nilai investasi di Kabupaten Lebak pada 2020 bisa menembus Rp3 triliun yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan asli daerah (PAD).

Sebagian besar nilai investasi itu, berasal Penanaman Modal Asing (PMA) dari Singapura dan China, di antaranya PT Pokphan, PT Cemendo Gemilang dan PT PP Mipa Dwipa.

Sebagian besar perusahaan asing tersebut bergerak di sektor peternakan, pertambangan, semen dan perumahan.

"Kami yakin pertumbuhan investasi di Lebak ke depan semakin baik untuk mendukung percepatan pembangunan daerah juga ditunjang sarana jalan tol Serang-Panimbang yang terkoneksi dengan wilayah Jabotek," kata Yosep.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021